8. Ajakan Novan

1.1K 101 8
                                    

Sukai sewajarnya dan bencilah sewajarnya, akan tetapi kalau bisa jangan terlalu membenci karena itu tidaklah baik!

Happy reading ☺️
.
.
.
.
.
.
.

"Jangan pernah berharap lebih kepada manusia, termasuk kepada saya. Berharaplah hanya kepada Allah saja."

~Novan Maulana Affandi~
.
.
.


Seusai kejadian yang membuat Novan menangis meraung-raung akibat isi dompetnya dikuras sang istri, kini mereka sudah pulang ke rumah. Rindi yang sedari tadi tertawa, tertawa di atas penderitaan Novan lebih tepatnya dan Novan yang memandang Rindi dan dompetnya secara bergantian.

Kebahagiaan Rindi adalah yang terpenting bagi Novan, tidak mengapa jika ia harus berkorban sedikit asal Rindinya bahagia. Ia tak mau membuatnya sedih lagi, apalagi sampai berlarut-larut marah padanya. Ia juga tidak mau berdebat panjang dengan sang istri dan berakhir dirinya dicuekkan. Ia sangat suka dengan berbagai ekspresi Rindi, tetapi yang paling ia suka hanya tawa lepas yang keluar dari bibir istrinya itu.

Rindi menghentikan tawanya kemudian mendekat ke arah Novan seraya memeluk suaminya. Entah dapat keberanian dari mana sehingga Rindi tidak gengsi untuk melakukannya.

"Terima kasih, maaf jika saya selalu merepotkan, Anda."

"Tidak, Dik. Jangan berkata demikian! Sudah tugas saya untuk membuatmu bahagia." Jawab Novan yang mengeratkan pelukannya.

"Semoga Om selalu sabar menghadapi sikap saya. Semangat, Om!" Tutur Rindi sambil mengepalkan tangan dan menjulurkan lidahnya.

"Dasar! Ratu drama."

"Bukan, woy! Panggil saya kembarannya Paridhi Sharma!" Ucap Rindi seraya mengibaskan rambutnya.

"Gak mau!" tolak Novan.

"Ih, harus mau!"

"Gak!"

"Harus!"

"Gak!"

"Harus!"

Keduanya pun terlibat adu mulut yang kemudian saling menjambak rambut satu sama lain.

"Ngalah dong sama cewe!"

"Emangnya kamu cewe?"

"Iyalah!"

"Apa buktinya?"

Rindi melepaskan cengkeramannya dari rambut Novan dan beralih menatap tubuhnya, detik kemudian ia berencana membuka kancing bajunya namun ia kembali tersadar. "Dasar mesum!" teriaknya pada Novan.

"Hampir saja saya terkena tipu muslihat om-om pedofil."

"Hahaha." Novan tertawa melihat Rindi yang hampir lepas kendali.

Rindi berlari ke kamar sambil merutuki kebodohannya, hampir saja asetnya terlihat oleh Novan. Kemudian ia mengambil selendang dan mengikatnya ke pinggang, ia akan menari dan merekamnya.

Sebelum memulainya, ia berdoa agar kakinya tidak terkilir ketika menari nantinya. Pasalnya, kakinya suka sekali mencari masalah dengannya ketika dia sedang asik menari.

Mulailah ia menekan tombol rekam pada kamera handphonenya dan memutar musik. Ia berputar-putar, menggerakkan tangan dan pinggul seirama dengan musik. Ia lupa untuk mengunci pintu kamar dan ada seseorang yang memperhatikannya sedari tadi tanpa berkedip.

Setelah selesai menari, ia mengecek hasilnya kemudian ia berniat akan menguploadnya ke media sosial. "Sip! Tinggal up ke medsos."

"Ekhem." Dehem seseorang dari arah pintu sambil bersedekap dada.

DIA IMAMKU (End-Tahap Revisi)Where stories live. Discover now