17. Nyanyian Spesial

675 53 14
                                    

Sukai sewajarnya dan bencilah sewajarnya, akan tetapi kalau bisa jangan terlalu membenci karena itu tidaklah baik!

Happy reading ☺️
.
.
.
.
.
.
.

"Kalau kau suka hati tepuk tangan!" seru Rindi bernyanyi dengan semangat.

Prok prok prok

"Kalau kau suka hati tepuk tangan?"

Prok prok prok

"Kalau kau suka hati, mari kita lakukan, kalau kau suka hati tepuk tangan!"

Prok prok prok

"Kalau ka–"

"Bundaaa, Gio mau nyanyi, Gio mau nyanyi," seru anak laki-laki bertubuh agak gempal.

Rindi terkekeh pelan. "Iya, Sayang. Kemari!"

Anak itu pun sedikit berlari menuju tempat Rindi berdiri. Matanya berbinar dan ia membenarkan kancing atas bajunya yang agak mencekik leher mungilnya.

"Silakan, Sayang!" titah Rindi dan anak itu langsung bernyanyi dengan semangat.

"Ekhem... ekhem...,"

"Gio... Gio mau... nyanyi, hehe. Teman-teman dengelin, ya!"

Sontak semua berseru semangat dan bertepuk tangan.

"Ayo, Gio cepetan!"

"Go, Gio!, Go, Gio!, Go!"

"Sualanya yang enak, awas kau!"

"Agsbsh... hsjsj... hsksgy... Gio unyu."

Penuturan itu sangat tidak jelas, entahlah siapa yang menuturkannya, hanya terdengar jelas di dua kata terakhir kalimatnya.

"Semuanya tenang dulu, ya!" seru Rindi dengan suara agak keras mengimbangi suara-suara mereka.

Setelah agak tenang, Gio mulai bernyanyi. "Kise poochun, Hai aisa kyun."

"Bezubaan sa... Yeh jahaan hai..."

"Khushi ke pal, kahaan dhoondoon"

"Benishaan sa... Waqt bhi yahaan hai"

"Jaane kitne, Labon pe gile hain..."

"Zindagi se, Kayi faasle hain..."

"Paseejte hai sapne kyun aankhon mein"

"Lakeele jab... Jab... Jab apa ya lupa, hehe," nyanyiannya terputus saat ia lupa dengan lirik lagunya. Cengiran tercetak jelas di wajahnya dan matanya melirik ke arah Rindi. "maaf, Gio lupa." lirih Gio.

Anak-anak yang lain yang tadinya menikmati nyanyian Gio pun ikut terdiam dengan mata yang berkedip-kedip bingung.

Rindi yang mengetahui hal itu pun tersenyum dan mulutnya tampak berbicara sesuatu namun tak mengeluarkan suara. "Nggak papa, lanjut aja, Sayang!"

Melihat respon Rindi, Gio pun tersenyum dan melanjutkan nyanyiannya kembali. Ia mencoba mengingat lirik terakhir yang ia ucap tadi seraya menggaruk rambutnya. "Ah, udah ingat."

"Lakele jab chhoote inn haathon se yun bewajah..."

Tak lupa tangannya ia gerakkan seirama dengan lirik lagu yang ia nyanyikan dan hal itu pun diikuti oleh teman-teman Gio yang lain. "Jo bheji thi dua, Woh jaake aasmaan"

"Se yun takla gayi, Ke aa gayi, Hai laut ke sadaa..."

"Jo bheji thi dua, Woh jaake aasmaan."

DIA IMAMKU (End-Tahap Revisi)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon