Novan Menyebalkan😡

852 49 9
                                    

Sukai sewajarnya dan bencilah sewajarnya, akan tetapi kalau bisa jangan terlalu membenci karena itu tidaklah baik!

Happy reading ☺️
.
.
.
.
.
.
.

Perempuan dengan balutan gamis dengan khimar yang berwarna senada berjalan memasuki sebuah cafe. Sorot matanya menelisik area sekitar dan beberapa detik berikutnya bibirnya berucap syukur kala menemukan seseorang yang tengah ia cari-cari.

"Assalamu'alaikum," salamnya.

Perempuan yang terduduk itu menoleh sekilas ke arahnya kemudian membuang pandangannya ke kiri.

"Assalamu'alaikum," salamnya lagi.

Tak ada jawaban dari perempuan di depannya, hal itu membuatnya geram. "Menjawab salam itu wajib, Teh!"

Perempuan itu berdecak kemudian bangkit dari duduknya. "Wa'alaikumsalam."

"Ak-,"

"Teteh turut sedih dengan apa yang terjadi padamu beberapa hari yang lalu, tapi Teteh lebih sedih lagi karena rencana Teteh akan semakin sulit terwujud," potong perempuan itu.

"Terima kasih, Teh. Tapi aku mohon sama Teteh, akhiri semua ini! Jangan berusaha menghancurkan rumah tangga Bang Novan sama Teh Rindi!" ucap Vita.

"Orang yang selama ini aku benci, ternyata dia adalah orang yang baik banget, bahkan aku selalu mencaci, mencibir, dan berbuat kasar padanya, akan tetapi dia tetap baik dan mau memaafkan aku,"

"Ak-,"

"STOP!" pekik Nanda. "mau berapa banyak pujian lagi yang kamu lontarkan kepada Rindi? Teteh udah muak mendengarnya, Vita!"

Vita mendekat dan meraih tangan Nanda, "Teh...., Vita tahu kalau Teteh orang baik, jadi Vita mohon sama Teteh untuk mengakhiri semua ini! Cinta tidak bisa dipaksakan, Teh! Dan sekarang Vita tahu betapa besar cinta Bang Novan kepada Teh Rindi, begitu pun sebaliknya."

Nanda menyentak pegangan tangan Vita, "Tidak semudah itu, Vita! Kamu tahu rasanya mencintai seseorang tetapi ia mencintai orang lain? Itu sakit, sakit banget, Vita."

"Dahulu kamu dukung Teteh, tetapi kenapa sekarang tidak?"

"Karena sekarang aku sadar kalau perbuatan aku ini salah, dan aku nggak mau menjadi penghancur rumah tangga Abangku, Teh,"

Nanda tersenyum licik ke arah Vita, "Penghancur rumah tangga? Bukankah Rindi yang sudah menghancurkan rumah tangga kamu?"

Vita menggeleng cepat, "Bukan, Teh! Teh Rindi orang baik da-,"

Nanda tertawa, "Vita...., Vita, polos sekali kamu ini." Nanda menepuk pelan pipi Vita, "suamimu itu mencintai Rindi, dan dia menikahimu hanya supaya bisa bertemu lagi dengan Rindi. Oh iya, dia sudah lama mengenal Rindi kan? Dan sudah pasti Rindi pun sama."

Nanda mengetahui semua ini karena waktu itu Vita bercerita kepadanya, jauh sebelum kejadian menyedihkan ini terjadi, mereka selalu bercerita satu sama lain, termasuk mengenai rumah tangga Vita. Nanda sudah dianggap layaknya Kakak bagi Vita, jadi dia tak akan segan untuk berbagi cerita kepadanya.

Vita berpikir sejenak untuk mencerna kata-kata yang Nanda ucapkan barusan, kemudian dengan cepat ia menepis segala pikiran buruk yang mulai melintas di pikirannya.

"Enggak! Ini bukan salah Teh Rindi, jelas-jelas pada saat kami bertemu di restaurant waktu itu, dia tidak mengenal Izal dan dia bahkan tak tahu jika Izal adalah teman satu angkatan dengannya. Tidak mungkin jika Teh Rindi tega menghancurkan rumah tangga kami!" gumam Vita dalam hati.

DIA IMAMKU (End-Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang