batu hatinya | 08 |

1.2K 76 0
                                    

-selamat membaca-

"woi Alsa!"

Alsa yg sedang menata makanan pesanan pelanggan kenampan menoleh kearah Dela.

"anter tu makanan kemeja dua"

"tapi kak, Alsa mau nyuci piring yg tadi―"

"Siap lo anter kan bisa Alsa!"bentaknya.

Lagi dan lagi, ia harus mengalah pada orang dan membiarkan dirinya yg kesusahan sendiri.

Alsa membawa nampan itu hati hati sambil berjalan pelan keluar dapur kafe itu.

Masih tetap membawa nampan itu ditangannya, Alsa tetap melangkah kemeja pojok dekat jendela.

"permisi ini pesananya―"

Kegiatan Alsa berhenti tiba - tiba kekehan terdengar dari mulut pelanggannya itu.

"serius? Lo pelayan?"Lalu tawanya kembali terdengar.

Alsa menatap Zeon didepanya yg juga sedang menatapnya mengejek.

"Kenapa emang masalah?"

Zeon menghentikan tawanya itu, dengan raut tak suka sekarang ia tampilkan untuk Alsa.

"ngga sih, tapi ga level aja gitu disukain sama pelayan"

Cewek yg sedang meletakan makanan dan minuman dari nampaknya itu hanya diam, ia berusaha tidak merasa tersakiti sekarang.

"selamat menikma―"

bruk!

"Hati-hati bisa ga sih lo?!"pekik Zeon bahkan cowok itu langsung berdiri setelah membuat gelas kopinya sendiri jatuh.

Alsa mengangak padahal jelas jelas tanganya memeluk nampan tadi.

"mana maneger lo?! Panggil cepat!"lantangnya lagi, semua orang dikafe itu langsung saja menatap berkerumun dimeja Zeon.

"tapi kan elo yg numpahin sendir―"

"udah salah ga ngaku lagi! Woi mana ni maneger nya mau gue viralin kalau kafe disini tidak memiliki pelayanan baik?!"pekik Zeon menatap ruangan utama kafe itu.

Seorang lelaki yg berkepala 40 tiba tiba menghampiri kerumunan yg sedang terjadi.

"maaf, saya maneger disini ada apa ya?"tanyanya sopan.

"lo bilang ada apa?! Lihat baju gue! Udah basah kena kopi gini karna pelayan lo yg ga bener!"todong Zeon.

Alsa menggeleng cepat saat maneger itu menatapnya menyelidik.

"maaf saya akan mengganti rugi baju―"

"Gue ga mau baju yg diganti, gue mau.."

"Pelayan lo dikeluarin"

Alsa melotot saat sambungan kata itu masuk kependengaranya, ia menatap bingung kearah Zeon yg membuat tuduhan palsu padanya.

6 6 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang