calon mamah : Alita|32|

1.7K 60 5
                                    

-selamat membaca-
26-05-20xx
11:01

"papah mau nikah"

Tangan Arfan yg tadi sibuk mengelus tubuh lemah kucing oren, terhenti. Lantas menoleh kearah ayahnya dengan ekspresi berbeda.

"terserah"ucapnya setelah menatap Velo sedikit lama, lalu membuang wajah dari Velo.

"ah iya"guman Velo tiba tiba.

Arfan yg mendengar kembali menatap ayahnya aneh.

"ngapain papah minta izin sama kamu, ga ada gunanya juga. Mau kamu nolak papah bakal tetap nikah"

"Yg terpenting malam ini ada pertemuan keluarga, kamu harus ikut! Jangan membuat saya malu"lalu lelaki yg beda generasi dengan anaknya itu berlalu.

Seakan ia menghempaskan kata kata 'papah mau nikah' untuk Arfan tadi, seperti tidak perduli.

Arfan yg melihat punggung Velo yg sudah hilang karna masuk kedalam kamar, hanya menggeleng pelan.

Mengusir umpatan untuk ayahnya, mengusir pikiran untuk membenci sosok itu.

Mau seberapa kali pun jika ia disalahkan, bagi Arfan hidupnya sampai sekarang ini karna ayahnya yg mencari nafkah.

Ia masih bisa berpikir sehat tentunya.

"cih apaansih udah tua masih aja nikah!"

Umpatan yg didengar jelas oleh Arfan membuat cowok itu mencari siapa yg berucap tadi.

Zeon, lelaki yg baru saja dari dapur sedang memasang raut tak terima setelah mendengarkan ucapan ayahnya.

"apa lo?!"ngegasnya saat mata Arfan setia melihat kegiatan Zeon, membuat sang abang lagi-lagi membuang wajah kearah kucingnya.

"mulut lo Zeon"gumanya tanpa melihat kembarannya itu.

"serah gue, mulut-mulut gue!"jawabnya, lalu melewati Arfan yg sedang mengelus kucing itu.

Menatap kucing kecil yg kemarin membuat masalah, manaikan kaki berniat untuk menendang kucing yg berada dibawahnya.

"sekarang kaki lo yg mau dipatahin?"

Mengurungkan niatnya untuk menendang, menurunkan kaki lalu berjalan melewati Arfan tanpa suara.

Arfan sangat mengerikan saat bersuara berat dan mengebass, mata cowok tadi pun saat bicara tadi menajam.

Membuat Zeon sedikit mengucil, ia sangat tau kehebatan berkelahi sang abang.

.
.
.

19:08.

"ini anak saya, mereka kembartapi tidak identik"senyum Velo pada orang-orang yg duduk di bangku depanya, sekalian mengenalkan dua anak yg hanya diam.

"wah ganteng-ganteng ya"senyum seorang wanita yg sama usianya dengan Yena, sang nenek.

Mendengar pujian, yg dua anak itu lakukan hanya tersenyum kecil.

6 6 [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ