pijitan Arfan | 15 |

1.2K 61 0
                                    

-selamat membaca-
10-05-20xx
06:12

"Mamah Alsa pergi ya, nanti ada mbok Siti yg datang kerumah bawa makanan sama mau jagain mamah setiap malam"senyum Alsa menjelaskan sebelum ia pergi untuk mengikuti kegiatan camping.

"Tapi siangnya, mamah sendiri gpp ya mah? Soalnya mbok Siti kerja"gumanya merasa bersalah meninggalkan sang ibu.

"Cuma dua hari kok mah"senyumnya lagi.

Tapi tak juga mendapati tanggapan dari Sella, wanita paruh baya itu sekarang memang sudah jarang menggerang mencari sosok suami.

Namun Sella semakin menjadi diam, ah bukan. Malah ia tak mau berbicara apapun, dan selalu melamun menatap langit dari jendela kamarnya.

"Mah"

Alsa menatap dalam mata ibunya yg masih saja menatap langit dari jendela itu.

"Mah..."lirih Alsa, ayolah ia sangat amat ingin mendengar suara Sella walaupun hanya menjawabnya 'apa'.

"mamah jangan diemin Alsa Mulu, Alsa sedih liat mamah gini"Alsa berjongkok dihadapan Sella yg sedang duduk ditepi kasur dengan mata yg tak terelak dari jendela itu.

"Alsaa.."

Alsa yg mendengar langsung menatap berbinar kepada ibunya.

"mamah capek Al"empat kalimat itu membuat Alsa terdiam, lalu tangan Sella tiba tiba mengelus puncak kepala milik Alsa.

Usapan demi usapan, dan itu membuat Alsa nyaman. Ia tak pernah lupa rasa nyaman saat disentuh oleh ibunya ini.

"Mamah harus bertahan, ada Alsa"jawab anak itu dengan penuh menyemangati.

Sella yg memang sedari tadi sudah menangis langsung menyeka matanya cepat.

"udah, kamu pergi sekolah sana"ucap Sella mengakhiri.

Alsa mengangguk, ia mengambil tangan ibunya untuk salam. Pertanda pamitnya pergi sekolah.

Alsa beranjak untuk keluar dari kamar ibunya, saat diambang pintu langkahnya terhenti karena Sella kembali memanggilnya.

"Alsa!"

"Iya ma--"

Bruk!

"Hee mamah kenapa?"kaget Alsa saat dirinya langsung dipeluk oleh sang ibu.

Didalam pelukan itu Sella menggeleng untuk menjawab, namun pelan pelan air matanya juga turun.

"Alsa jangan sedih ya?"

"Ya engga lah mah, emang kenapa Alsa harus sedih?"herannya.

"gpp, pokoknya jangan sedih, jangan pernah dendam sama papah dan abang"ujar Sella lagi membuat dahi Alsa berkerut bingung.

"iya ga akan, mamah jangan nangis okey? Alsa mau berangkat dulu nanti ketelatan bus"ujar Alsa lagi mencoba menenangkan mamahnya.

.
.
.

"gue duduk sama lo ya Zeon?"

Perkataan Alsa malah membuat Zeon meludah kesembarang tempat.

"ngomong apa lo barusan?"tanyanya lagi tak suka

"Gue duduk sama lo ya?"ulang Alsa lagi.

"Zeooonn, aku duduk sama kamu kan?"teriak Ceila yg baru saja mendekati dua orang yg tadi sedang adu mulut.

"iyalah emang mau siapa lagi"ucap Zeon cepat membuat Alsa menunduk karna kalah dari Ceila.

"Alsa!! Duduk sama gue!"teriak Arfan yg sudah naik dibus, dan berteriak dari pintu bus itu.

6 6 [END]Where stories live. Discover now