Bomyen | 24 |

1.5K 65 1
                                    

-selamat membaca-
16-05-20xx
06:19

Arfan, dengan tangan yg memegang sepasang sepatunya untuk dipakai didepan teras rumah.

Ia berjalan sedikit santai turun dari tangga.

Kaki Arfan ikut terhenti saat mendengar obrolan kecil dari sang anak dan ayahnya.

"Zeon butuh empat puluh juta pah.."ujar Zeon sedikit memohon.

"Emang buat apa sih Zeon? Kamu hambur-hamburin?"tanya Velo, ayah kedua anak ini.

Pria tua itu membalas ucapan anak bungsunya tanpa menatap dengan sibuk merapikan dasi kantornya.

"Adalah, yg penting papah transfer ya?"ujar Zeon masih dengan raut meminta.

"papah cuma ada uang tiga puluh lima juta, Yon"guman Velo santai.

"CK! Orang mintanya empat puluh! Malah dikurang! Papah selalu kayak gitu! Pelit! Sama bang Arfan pasti dikasih!"decaknya menatap ayahnya sendiri dengan raut marah nan tak terima.

"Bukan gitu Zeon, kamu kan bisa cari lima jutanya lagi dari hasil toko kue"balas Velo masih dengan nada melembut, tanganya juga mulai mengambil satu roti dengan selai dimeja makan.

"terserah!"lalu dengan rasa kesal cowok itu berjalan keluar rumah untuk berangkat sekolah.

"Iya Zeon papah transfer empat puluh juta! Hari ini juga"pekik Velo sebelum anak kesayangan nya itu marah besar padanya dan berakhir tidak mau berbicara.

Melihat itu Arfan melanjutkan jalanya untuk menghampiri Velo.

"Papah udah ada duit? Arfan udah minta dari dulu uang sekolah, uang sekolah Zeon udah papah bayar tapi kok Arfan belum, pah?"tanya Arfan sopan, ia juga benar benar sudah ditegur oleh pihak sekolah karena belum membayar uang iyuranya.

Velo yg tadi rautnya bersemu karna Zeon tiba tiba menatap anak sulungnya kesal.

"kamu tu anak pertama! Cari uang sendiri kayak adik kamu tu toko kue bunda udah ramai pembeli"balas Velo dengan nada tak bersahabat.

"jelas, toko kue bunda diatas namakan Zeon. Aku? Apa yg papah kasih ke aku buat dikembangin?"

"Kamu melawan Arfan?!"

Arfan sedikit menghela nafas sabar, ia juga lelah dengan perilaku tak adil dari ayahnya ini.

"papah, sekaliii... aja papah adil sama aku"

"Kamu tu makin gede bukan makin sopan sama ayah kamu sendiri!"cibir Velo.

" Arfan cuma butuh dibayarin uang sekolah. Uang sekolah ga murah pah, Arfan ga sanggup"mohonya.

"nyusahin! Selalu aja kamu yg bikin papah susah!"lalu lelaki paruh baya itu berlalu pergi keluar meninggalkan Arfan yg masih berdiri disitu.

Dunia ini bagi Arfan tak adil, disekolah ia merasa tak adil, Dengan adiknya pun ia selalu dibandingi.

Sebab itu Arfan selalu menjadi nomor satu dibidang apapun, bukan karna untuk mencari perhatian.

6 6 [END]Where stories live. Discover now