Part 3

248K 4.8K 69
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Eca mengerjapkan matanya, terbangun dari mimpi indahnya menikah dengan Le Min Ho, salah satu aktor Korea yang sangat tampan. Saking terbawa suasana setelah menamatkan drakor tadi siang.

Ia menyalakan lampu dan menoleh ke jendela, bunyi suara hujan yang menampar dari langit yang sudah gelap gulita membuatnya berjalan ke arah sana dan menutup gorden jendela.

Pukul tujuh malam dan Eca sudah sangat lapar. lambung seperti meronta-ronta minta di isi dengan segera. Pagi tadi ia hanya memakan nasi goreng dan belum makan apa-apa sampai sekarang.

Ia membersihkan badan dan berpakaian piyama Doraemon. Saat menuruni tangga ke dapur, keningnya menyerit karena mendengar samar bunyi sutel dan wajan berperang.

“Kamu tidur apa mati?” Ujar Richard yang sedang memasak dengan celemek ditubuhnya. Eca tertegun sejenak namun menyahut “Lo ngapain?”

Richard berbalik menatap Eca, lalu pelan-pelan pandangannya turun ke bawah. Gadis itu berdiri kaku dan menelan salivanya susah payah. Ia merasa seperti di intimidasi melalui tatapan elang milik pria itu.

Richard menaikkan satu alisnya lalu mengedikan bahu “Bantuin ” ucapnya
Eca berjalan mendekati Richard, mata pria itu melirik dada Eca yang mengembung ke depan meskipun ditutupi kepala Doraemon.

“Apa yang bisa gue bantu?” Tanya Eca sambil mengamati apa yang pria ini masak.

“Hmm aromanya enak” ujarnya dalam hati.

“Tunggu di situ” ucap Richard menggerakkan kepalanya ke meja makan yang ada di belakang mereka.  “Katanya butuh bantuan” Eca mengerucutkan bibir. Memandang Richard kesal.

Richard berkedip “Shit, her lips” bergumam kecil lalu bergeser menjauh. Eca mundur ke belakang Richard dan mendaratkan bokongnya di kursi.

Ia mengetuk-ketuk jari terus menunggu, perutnya sudah sangat keroncongan “Pesan gofood aja kali ya” pikir gadis itu dalam hati.

Tangannya terhenti melihat makhluk indah didepannya yang masih sibuk sekali. Bahunya terbuka lebar, sangat lebar yang mungkin bisa menjadi sandaran yang pas untuknya.

Eca mengatupkan bibir dan menggaruk kepalanya yang baru saja berpikiran aneh.

Celemek hijau zamrud terlihat kekecilan di tubuh Richard. tangannya telaten mengambil secukupnya garam dan bumbu lain yang Eca saja tidak tahu gunanya apa.

Eca menopang wajahnya menatap Richard. Ia tidak mau berbohong, pria ini adalah tipenya. Tapi kenapa harus menjadi kakak tirinya sekarang?

Aku menggeleng kuat. Kembali lagi menatap sosok indah di depannya. Jika Richard orang asing, ia mungkin sudah menggodanya dan mungkin mengajaknya...

Lagi-lagi Eca bergidik dengan pemikiran kotor tadi. Bagaimana bisa pikiran sekotor itu datang di saat seperti ini?

Eca menegakkan tubuhnya melihat Richard mendekat. Ia meletakan makanan yang ia masak di meja depannya “Makan” Ucapnya.

My Bad Brother Richard (End)Where stories live. Discover now