Part 30

54K 1.9K 141
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Jangan sampai hilang jejak pak"

Eca memicingkan mata mengikuti mobil Deril didepan. Supir taksi yang Eca tumpangi cukup lihai dalam kejar kejaran. Tak berlangsung lama mobil Deril ada didepan mereka.

Saat mobil itu berbelok dan berhenti di parkiran sebuah Club. Eca juga menyuruh supir untuk berhenti juga. Ia merogoh uang di tas tanpa melepas pandangannya dari Deril yang sudah keluar dari mobil.

Eca menarik uang tanpa melihat nominal, menyodorkan kepada supir. Mengucapkan terimakasih dan langsung turun. Terdengar teriakan supir dari belakang "Mba uangnya kelebihan"

Eca berdecak kesal "Ambil aja pak" Saat berbalik, Deril sudah menghilang.

Eca berjalan sedikit berlari ke arah Club yang dituju Deril. Ia membuang nafasnya gusar, menggigit bibir bawahnya gelisah. Eca melihat-lihat ke arah pintu berharap Deril memutuskan untuk keluar.

Setelah menunggu cukup lama di dekat parkiran dengan pakaian yang ia gunakan sekarang Eca rasa sebaiknya masuk saja. Setelah menunjukan kartu Identitas, Eca berjalan memasuki kerumunan.

Ia menabrak orang-orang di dalam sana. Bau minuman keras menyeruak di hidungnya. Bunyi dentuman musik membuat kepalanya tambah pening.

Eca menyusuri Club. Terus mencari keberadaan Deria. Ia mengacuhkan pandangan pria-pria terhadapnya.

Saat Eca memutar pandangan. Ia menemukan punggung Deril. Ia sedang berjalan masuk melewati pintu kanan Bar. tanpa berlama-lama Eca mengikutinya. Ia melewati bilik-bilik tempat karoke sampai menemukan pintu lagi.

Eca berjalan menyusuri lorong gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eca berjalan menyusuri lorong gelap. mengamati banyak sekali pintu-pintu berjejer rapi sepanjang lorong. Ia terus berjalan sampai ke ujung tapi tak mendapati keberadaan Deril.

Lorong sempit dengan penerangan yang samar, membuat Eca sekilas hendak balik ke tempat ramai tadi.

Namun kaki nya terus berjalan maju. Ia berbelok ke kanan naik ke beberapa anak tangga, mendapat jalur bercabang ia mengambil jalur kiri. Eca takut nyasar karena ada banyak pintu dan cabang.

My Bad Brother Richard (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang