Warning 21+ ⚠ Setiap konten sensitif pada cerita ini tidak di sensor! Bijaklah dalam memilih bacaan!
Eca Dominica, seorang gadis cantik jelita yang tinggal bersama ayahnya, Lenry Dominica. Seorang yang dengan baik dikenal sebagai pembisnis kaya ray...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
●○●
Eca's Pov
GILA!
Ca, lo udah nggak waras!!!
Bisa-bisanya!
Akhh!
Tubuhku nggak bisa diajak kerja sama sekarang, aku mudah terbuai dengan setiap sentuhannya, ku akui ini pengalaman pertama yang menegangkan. bibirnya sangat lihai aku yakin ia pencium yang handal. Aku mau lebih,,,Tidak!!!
Ini salah!
Tapi mau gimana?!
Aku ingin menamparnya, tapi tanganku malah meremas rambutnya.
Aku ingin memakinya tapi mulut sialanku malah mendesah nikmat!
"Ahhh Richard jangan di gigit!!" aku terkejut, lagi enak-enaknya ia malah menancapkan giginya ke leher ku.
"Maaf sayang" suaranya terdengar semakin berat seiring dengan pemikiran yang mulai tak terkontrol.
Saat ia terkekeh, aku menunduk menatapnya. Memabukkan, sangat manis, aku tak bisa! Tolong!
Richard kembali melumatku lembut. Tanganku meremas rambutnya pelan sesekali mengusap punggung tegapnya yang polos ketika ia makin memperdalam ciumannya.
Eca fix lo udah Gila!
Tangannya berseluncur masuk ke baju ku mencari sesuatu disana. Bukannya mendorong aku malah tertawa geli.
"Aaahhhh" aku mendesah. Ya mendesah. Ya astaga, padahal ia hanya menyentuh perutku. Aku tahu Richard sudah sangat bergairah dengan semua desahan yang aku lontarkan. Ia dengan sengaja menggesekkan miliknya ke tubuhku.
Besar
Miliknya sudah keras
Meskipun kita masih berbalut celana aku bisa merasakannya. Richard dan aku menikmati gesekan yang ia buat. Dia mendorong keras dibawah sana, miliknya seakan ingin keluar dari celana
"Ahhhh,,aku nggak tahan" erang Richard ketika melepas ciuman kami.
"Kamu bantuin ya_” Ia sedikit memberi jarak dan memegang celananya.
Tunggu!!
Apa dia mau...
Ini terlalu cepat!!!
"Emm a..apa kamu...?" Tanyaku ragu melihat Richard "Tenanglah, aku nggak buat lebih" ucapnya meyakinkanku. Ia membuka celana dan juga underwear hitam yang sudah kembung itu.
Deg!
Mataku membulat dan bibirku menganga, miliknya menjulur keluar. Sangat.. sangat besar, panjang dan tunggu apa itu urat? Yaa ada banyak urat yang melilit batang tegap berwarna pink mencuat itu. Aku susah payah menelan salivaku.