Warning 21+ ⚠ Setiap konten sensitif pada cerita ini tidak di sensor! Bijaklah dalam memilih bacaan!
Eca Dominica, seorang gadis cantik jelita yang tinggal bersama ayahnya, Lenry Dominica. Seorang yang dengan baik dikenal sebagai pembisnis kaya ray...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Ponsel Eca berbunyi keras saat ia sedang mengeringkan rambutnya. Eca berjalan mendekat dan mengangkat telfon itu.
Terdengar suara cempreng Cery yang memanggilnya kuat. Eca menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Ha! Ada apa?
"Jalan yuk, makan"
"Boleh, bertiga doang?"
"Nggak sih, gue bawa Reza. Dia lagi disini soalnya. Rina bawa pacar barunya"
"Yang dia ceritain tadi?"
"Yoi, sekaligus kita kenalan gitu lah sama tu cowok"
"Oh. oke deh"
"Siap sekarang Ca. Kita kesana sejam lagi"
Eca menurunkan ponselnya saat telfon Cery matikan "Eh! Mereka semua bawa pacar terus gue bawa apa dong?" Tanya Eca gusar.
Ia berdecak kesal lalu lanjut mengeringkan rambutnya yang masih basah.
Eca melangkahkan kaki nya menuju ruang tengah. Menoleh ke halaman samping saat Richard di sana. Ia termenung melihat pria itu sedang berolahraga di samping kolam renang tanpa baju.
Eca menggeleng kepalanya pelan. Menyadari pikiran kotor yang mulai muncul karena melihat tubuh pria itu.
"Hay cantik" sapa Richard tiba-tiba. Pria itu mendekati nya dengan senyuman khasnya.
Eca berjalan menjauh dan Richard mengekorinya "Mau kemana sih? rapi gini"
"Mau jalan sama Besti" Eca membuka kulkas lalu mengambil dua botol minuman dingin. Satunya untuk pria tampan yang belum mengenakan baju disampingnya.
Richard mengambil botol itu dengan mata yang menatap Eca dari atas sampai bawah.
"Sama siapa lagi?" Tanya nya, mengalihkan pandangannya ke manik Eca.
"Sama cowok cowok mereka" ucap Eca berjalan kembali ke ruang tengah.
"Aku ikut dong..." mohon Richard dan mendapat kibasan halus dari Eca "Nggak boleh!"
"Kenapa?" Richard mengekori Eca sampai ke teras depan
"Mereka sampai bentar lagi dan kamu belum mandi"
Richard menghela nafas berat dan meneguk minumannya.
"Mbok mana?" Tanya Eca melihat ke sekeliling. Richard hanya menaikkan bahunya tanda tak tau.
"Kalau lama aku susul"
"Nggak ih! kayak aku anak kecil aja" tolak Eca kesal.
Bunyi bel mobil di luar gerbang menghentikan percakapan mereka.
