Part 15

112K 2.2K 48
                                    

~••~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~••~

"Mama mau ngomong penting"

Gelas ku mendarat dimeja bersamaan dengan mama yang membuang nafas berat.

Aku tak menyangka mama mendengarnya. Betapa bodohnya aku mengajak Eca dan tak memikirkan resiko ini.

Semua salahku jika mereka mengetahuinya.

"Kamu sanggup?" Mama mengerutkan keningnya, serius menatapku. Mulut ku kelu untuk bicara. Kuharap Eca tidak turun sekarang.

Rutinitas ku dengan Eca, ditangkap basah olehnya. Mama tidak boleh tau sejauh ini. Aku bisa beralasan apapun, intinya hal ini tidak sampai ke telinga Eca.

"Ma..maksud mama?" Tanya ku gugup. Ia memutar bola matanya.

"Kamu sanggup tidak mengenai pekerjaan yang ayah berikan?"

Tubuhku terhenyak lega, membuang nafas panjang. Ternyata tidak ada hubungan nya. Pikiranku sudah parno duluan.

"Apa yang kakak pikirin tadi?"

"Sanggup Ma. Kata Ayah, nanti juga terbiasa" ucapku tak nyambung dengan pertanyaannya barusan. Gugup, ketika mama ingin membalas namun mulutnya ia tutup kembali.

Lantas ia mengangguk sekilas, tersenyum dan mendekat ke kulkas.

"Eh..Ayah mana?" Meskipun ragu kutanya saja, sekaligus basa basi.

"Di kamar, kenapa? Mau bahas soal pekerjaan ya?"

"No, just asked" aku tersenyum tipis. Aku tak akan mengulangnya lagi. Sangat beresiko jika di rumah. Meskipun hari ini berjalan mulus, bukan berarti besok dan seterusnya aman aman saja.

Richard's Pov end

***

Tak perlu mengejar waktu, Eca bersiap dengan santai ke sekolah. Jam masih menunjuk pukul 6 lewat 15, masih banyak waktu.

"Morning" sapa nya riang ketika sampai diruang tengah.

"Morning honey" balas Rista. Lenry hanya tersenyum tipis dengan laptop didepannya.

Eca duduk, menyantap pizza dengan segelas jus stroberi.

"Pagi" sapa Richard dan duduk tepat didepan Eca.

"Wih, udah rapi ni" goda Rista melihat Richard dengan jas hijau zamrud yang sangat cocok ditubuhnya.

Richard memandang Eca ketika perempuan itu ngin menarik potongan pizza yang sudah ia genggam. Eca tak melihatnya sama sekali, jemarinya ia gerakan mengambil yang lain.

Alisnya berpaut. Apa yang terjadi dengan Eca nya pagi ini?

Eca menyelesaikan sarapannya lalu bangkit berdiri. "Ma, Ayah! Eca berangkat" ucapnya, menyalim tangan kedua orang tuanya.

My Bad Brother Richard (End)Where stories live. Discover now