Part 12

128K 2.4K 37
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Dengan bersenandung riang, Eca mengoleskan selai nanas di roti yang baru saja ia susun di piring. Eca membuat lebih banyak roti dari biasanya untuknya dan Richard.

Pria itu masih tertidur dikamar saat Eca bangun, bersiap ke sekolah. Eca menuangkan jus alpukat yang baru saja ia blender ke dalam dua gelas besar. Menuangkan susu coklat diatasnya sebagai tambahan akhir.

"Udah mau berangkat?"

Eca menoleh menatap pemilik suara bas itu, pria itu berjalan mendekatinya dengan kaos putih dan rambut yang lembab. Eca mengangguk dan kembali menyibukkan diri.

"Aku antar"

"Nggak usah, semalam kan kamu bilang mau ke kantor Ayah" Eca menggeleng

"Ya, sekalian"

"Beda jalur Richard, aku bawa mobil aja, udah lama juga nggak bawa"

"Nih" Eca menyodorkan roti dan segelas jus, ia mengunyah rotinya sambil terus melihat arloji kecil ditangannya.

"Aku berangkat" Eca meletakkan gelas kosong dan bangkit

"Sayang..." Richard memasang wajah melasnya.

Eca mendekati pria itu "Cium dulu"  Richard memajukan wajahnya.

Eca tersenyum geli dan mengecup bibir Richard. Tengkuk Eca ditahan dan Richard melumat bibirnya yang bearoma alpukat.

"Nanti aku telat ih"

Eca memundurkan paksa wajahnya dan menatapnya kesal. Richard mengulum senyumnya dan tertawa ketika Eca yang sudah berlari keluar rumah.

***

"Ayo"

Ajak Cery setelah bel istirahat berbunyi lima menit yang lalu. Ia sudah berdiri terlebih dahulu menunggu Eca yang masih merapikan bukunya.

"Bentar!"

Eca bangkit diikuti Rina, Cery menggandeng lengan keduanya dan mereka berjalan keluar kelas.

Sepanjang koridor, ada anak-anak osis sedang menempelkan beberapa gambar siswa yang memenangkan olimpiade kemarin.

"Pantes aja kemarin si Cika nggak masuk" Coloteh Rina saat mereka mengambil tempat kosong ditengah ramainya kantin.

"Kenapa emang? Eca mengerutkan keningnya menunggu jawaban namun Cery yang bersuara
"Lo nggak liat tadi? Muka dia ditempel di mading?"

Angguk Eca mengerti, cewek itu memang pantas. Sangat pintar di semua pelajaran, Eca iri dengannya.

Melihat antrian mulai berkurang, Rina bangun dan pergi memesan makanan mereka.

Eca mengarahkan pandangannya ke segala penjuru kantin. Ia rasa SMA Bangsa 1 berisi anak anak yang berbakat kecuali dirinya.

My Bad Brother Richard (End)Where stories live. Discover now