Part 49

38.8K 1.8K 50
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Pagi harinya terasa begitu berbeda. Richard yang terbangun di pagi itu mengetuk pintu kamar beberapa kali namun Eca masih mendiami nya. Karena mulai khawatir, ia membuka pintu dengan kunci cadangan. Jantung Richard hampir copot melihat Eca yang baru saja menutup koper pakaian.

"Sayang, kamu mau kemana?" Suara Richard melemah. Ia menahan Eca namun di tepis perempuan itu."Baby, please. Jangan gini sayang dengerin dulu..."

Richard mencoba mendekap istrinya tetapi perempuan itu menjauh. "Aku mau pulang!" Ucap nya. Runtuh sudah air mata Eca, ia menangis dan terus menepis suaminya.

Richard duduk. Menarik Eca, memeluknya kuat sampai terdengar rintisan kecil dari wanita itu. Eca mengelap wajahnya yang basah namun air mata terus saja turun. Ia meronta namun Richard tak bergerak sedikit pun.

"Sssstt,,tenang dulu" Lirih Richard. Eca merasakan usapan lembut di pipi dan punggungnya. Richard yang duduk membuat tinggi mereka hampir sama. Tak mau luluh, Eca memalingkan wajahnya ke lain arah tidak ingin melihat pria itu.

"Udah tenang?"

Tak ada jawaban dari Eca membuat Richard mendesah gusar. "Aku nggak tau wanita tadi malam itu siapa, aku bersumpah nggak punya hubungan apa-apa sama dia! Aku udah bilang kan sama kamu jangan pernah terima tamu kalau nggak tau orangnya-"

"Tapi foto it-"

"Foto bisa di edit sayang! Disini musuh kerja aku banyak. Makanya aku mau ada yang kawal kamu terus..."

Eca terdiam. Seakan perkataan itu baru membuka otak nya. Di pandang nya koper di atas kasur, sepatu dan jaketnya. Entah kenapa Eca sampai berpikir untuk pulang ke Indonesia.

"Untung dia belum ngapa-ngapain kamu, sebelum aku pulang." lanjut Richard gusar. Eca menatap nya, melengkungkan bibirnya kebawah dengan mata yang berkaca-kaca. "Tapi...tapi kamu semalam bentak-bentak aku." suara Eca bergetar dan air mata nya turun lagi.

"Maaf.." bisik Richard, ia membawa Eca dalam pelukannya."Maafin aku, sayang"

"Kamu bentak aku..."

"Ssssstt" Richard membelai Eca lembut menenangkan bahu istrinya yang bergetar. Isakan berubah semakin kecil. Perlahan Eca menyandarkan tubuhnya, mengalunkan tangannya ke leher Richard.

Richard yang merasa keadaan mulai tenang mencoba melepaskan dekapan itu namun bobot tubuh Eca semakin berat di dadanya. "Sayang?"

Tak ada suara isakan lagi. Nafas Eca teratur, mata nya tertutup rapat dan bibirnya pucat pasi. Mata Richard melebar, jantungnya berdetak cepat."Eca..?"

Suara Richard tercekat. Belum ada pergerakan dari istrinya seketika membuatnya panik. Richard menggerakkan tangannya, menggendong Eca dan beranjak keluar dari apartemen.

***

Di Koridor Rumah sakit, Richard duduk di sana. Raut cemas belum luntur di wajahnya. Ia menatap satu pintu ruang tempat Eca di masukkan. Sudah memakan waktu cukup lama, ia berdiri lagi. Berjalan mondar-mandir tak karuan. Suara pintu berdecit dan ia segera mendekat ke arah perawat yang baru saja keluar.

My Bad Brother Richard (End)Where stories live. Discover now