Part 33

51.5K 2.1K 123
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***


.

.

Tidak ada lagi suara dari Richard. Hanya menyisakan isakan kecil yang keluar dari bibir Eca. "Brengsek" Gumam nya. Menghapus air mata kasar memandang pria itu.

"Kalau niat awalnya buat perempuan lain, ngapain ngaku-ngaku cinta sama gue?"

"Ca--"

"Diam!" geram Eca."Jadi gue harus gimana, hah? Harus duduk manis sedangkan lo enak enak sama orang lain?"

"Ca, nggak gitu sayang--"

"Lo mikir dong! kalau nggak gitu, gimana?"

"Dia sakit Ca, ngertiin aku"

"Lo masih sayang kan sama dia?"

Richard membuang nafas berat dan menggeleng di tempatnya. "Nggak Eca--"

"Nggak mungkin! Lo bersikeras cari dia, padahal dia udah nyakitin lo! nggak mungkin Richard!" suara Eca naik satu oktaf dan Richard bungkam.

"Gue nggak bodoh, asal lo tahu!"

Richard masih bergeming, memandang Eca. Tatapan wanita itu masih seperti kemarin. Richard mencoba meraihnya namun di dorong jauh. "Lo boleh keluar sekarang."

Tak mendapat respon Richard, Eca berkata lagi. "Tolong--tinggalin gue sendiri."

***

Pagi sekali, Eca mendapat kunjungan dari kedua sahabatnya. Rina sedang duduk di kasur yang sama dengan Eca dan Cery di sofa. Keduanya merasa bersalah. Mereka terlalu mempercaya Deril hingga tak menyangka pria itu akan berbuat hal keji kepada Eca.

Mereka meminta maaf, namun Eca merasa tidak sepatutnya kedua sahabatnya meminta maaf atas kejadian kemarin.

Mbok membawakan minuman dan Richard mengintip tiap beberapa menit untuk sekedar mengecek keadaan nya. Namun, untuk yang ketiga kalinya Eca melarangnya untuk muncul lagi.

Mengenai penjelasan Richard tadi malam, ia tidak menceritakan ke kedua sahabatnya. Setelah duduk bercerita cukup lama dan bergosip, mereka pun pamit pulang.

Richard masuk yang kesekian kalinya membuat Eca berdecak kesal. "Kamu lapar? Aku bawain makanan mau?"

"Udah kenyang" jawabnya. Berjalan keluar dan Richard mengikutinya dari belakang.

Eca berbaring di sofa ruang keluarga dan Richard duduk di dekat kakinya. Eca bingung apakah ia masih pantas bermusuhan dengan Richard? Ia tak tahu.

Memikirkan kejadian kemarin saja Eca masih tak sanggup. Yang jelas, Eca masih tidak menyukai sikap Richard terhadap Melisa. Tidak ada wanita yang mau berbagi rasa sayang prianya dengan orang lain apapun alasannya. Bilang saja Eca egois.

My Bad Brother Richard (End)Where stories live. Discover now