#04 dua hewan yang siap memangsa

7.3K 1K 97
                                    




"Ini bunga?" Gaeul mengambil buket bunga yang muncul didepan kantor hari ini. Tentunya dia menemukan ini saat dia, jjiksae, dan Hobin pulang dari sekolah.

Gaeul melihat si pengirim, dan disana hanya ada inisial S.

Sekali lihat saja gadis itu tahu siapa pengirimnya. "Bos@ , ini dikirim Baek Sungjoon@!"

Hobin melirik buket bunganya, "Kenapa dia kirim itu?"

"Dia suka sama kau kali bos?@"

"Ehhh ga mungkin," Hobin tertawa kemudian. "Yunwoo sama Saebomnim aja udah cukup lucu. Apalagi Sungjoon? Kayaknya dunia udah mau kiamat," ucapnya, sembari membuka pintu kekantornya.

"Bos, cinta mah ga pandang usia@!"

"Yang jadi masalah bukan hanya usia, tau?" kata Hobin. "Dia kan pernah kita labrak. Masa abis di labrak dia malah suka sama aku? Gila kali ni orang." 

Jjiksae kemudian menimpali, "Emang dari dulu suka kali. Tapi emang lo nya aja sih yang kek anjing."

Hobin langsung menatap Jjiksae, galak. "Apa sih? Dia duluan loh yang cari masalah?!"

"Ya, lonya kek anjing. Tebar pesona kesana kemari, jadi banyak yang nyantol kan."

"Apa?"

Jjiksae kemudian menggeleng, kemudian pergi dari sana tanpa membiarkan Hobin yang masih bingung dengan ucapan Jjiksae.

Hobin yang masih bingung kemudian menatap buket bunga dari Sungjoon dengan tatapan ngeri.

Sampai saat ini, dia masih was-was dengan apa yang akan Sungjoon lakukan padanya. Alih-alih balas dendam, masa pria itu malah suka kepadanya? Itu tidak mungkin.

Hobin kemudian berjalan kearah tempat sampah. Dan kemudian membuang buket itu kesana tanpa perasaan bersalah sedikitpun. Mungkin bagi Hobin, masih sulit untuk mengartikan sikap Sungjoon kepadanya sebagai cinta.

***

Mungkin hanya perasaan Hobin saja tapi, Taehoon akhir akhir ini semakin menunjukkan sikap yang aneh kepadanya.

Dimulai dari perhatian yang berlebihan, dan kebencian Taehoon pada Yunwoo yang sekarang terlihat seperti siap menerkam Yunwoo kapan saja.

Yunwoo juga tak kalah aneh. Dia suka memancing emosi Taehoon kalau dia sempat, dan tak jarang mereka berakhir dengan pertarungan sengit sampai Hobin kesulitan mencegahnya.

Karena itulah Hobin memikirkan kata kata Rumi kali ini. Apakah benar dia harus memberikan apa yang kedua cowok itu mau, didepan mereka berdua agar mereka tidak bertengkar lagi?

Sebenarnya apa yang mereka berdua mau dari Hobin?

Maka, saat itu jugalah Hobin memanggil mereka berdua sendiri dan bertanya dengan tegas.

"Apa mau kalian?"

Dan sontak saja mereka terdiam dengan pipi memerah malu. Padahal Hobin kira mereka akan mulai berteriak dan berebut sesuatu. Tapi diamnya mereka malah membuat Hobin kian bingung. Apa sebenarnya yang mereka pikirkan?

"Hobin, jadilah pacar gue," kata Taehoon, langsung.

Mendengarnya, Hobin tercengang dengan mulut terbuka. Pada akhirnya, perkataan Rumi benar. Yunwoo menyukainya.

Dia sama sekali tidak pernah menduga itu.

Setelah pernyataan itu, Taehoon kembali menimpali dengan sengit, "Sama gua aja. Gak mau?" pernyataan yang bagai mengancam itu kadang membuat Hobin merinding.

Dia sama sekali tidak menyangka kedua pria yang lumayan famous ini meminta dirinya untuk menjadi pacar. Masalah pertama adalah, Hobin sama sekali tidak menyukai mereka. Dia Hanya suka pada Bomi. Dan masalah kedua adalah, dia tidak tahu bagaimana harus menenangkan kedua orang ini jika dia menolak permintaan mereka.

Jadi, dengan susah payah Hobin kemudian begumam pelan, "Haruskah aku pacarin kalian berdua...?"

Mendengar itu, Yunwoo kemudian berdiri dan menangkup pipi Hobin. Dirinya mencium bibir itu tepat didepan Taehoon. Hobin yang kembali tercengang hanya bisa terdiam, sementara Yunwoo terus melanjutkan ciumannya dengan intens, "Gue tau lo belum punya perasaan sama gue. Jadi, sampe lo bener bener siap dengan perasaan lo, gue boleh minta hadiah kecil ini, kan?"

Hobin menatap Yunwoo dengan pipi memerah malu. Tapi Taehoon juga tak tinggal diam. Dia menarik tubuh Hobin hingga kemudian Hobin terduduk dipangkuannya. Dengan agresif, mencium leher bagian belakang Hobin, sementara Yunwoo kembali mencium bibir Hobin dengan intens.

"Gue sebenarnya ga suka berbagi. Tapi apa boleh buat, karena sekarang lo belum siap jadi milik siapapun, maka sekarang lo bukan milik siapapun, dan gue bebas melakukan apapun, kan?"

"Apa-apaan? Diriku ya cuma punyaku!" amuk hobin. Namun, begitu Yunwoo kembali menyumbar bibirnya dengan lidah, membuat Hobin kembali terdiam dan terpaksa fokus pada ciuman Yunwoo.

Sementara Taehoon, dengan agresif memasukkan tangannya dibalin pakaian Hobin dan meraba apa yang harusnya tidak dia sentuh.

Merasa pasrah, Hobin kemudian memegang bahu Yunwoo untuk menstabilkan tubuhnya yang terasa lemas. Taehoon yang memainkan tubuh bagian atasnya dan Yunwoo yang menciuminya intens sukses membuat Hobin mabuk kepayang.

"Shit, Hobin badan lo kecil banget. Gue gemes pengen banting ke kasur sekarang," umpat Taehoon, kemudian.

Yunwoo yang mendengarnya kemudian menggeram, "Lo ga boleh melakukan apapun ke Hobin tanpa gue. Kalo lo lakuin, gue ga tinggal diam."

Taehoon menatap Yunwoo tak kalah sengitnya, dan kemudian menghela nafas dengan kesal, "Belum punya lo aja posesif banget, sialan."

"Ha, emang dia punya lo? Engga kan?"

"Sial!"

Tepat saat mereka akan bertengkar Hobin kemudian langsung menangkup wajah Yunwoo dan membuat Yunwoo kembali menciumnya. Kali ini, Hobin yang memimpin ciumannya. Dan itu sukses membuat emosi Yunwoo yang naik ke ubun ubun tenggelam kembali bersamaan dengan bibir Hobin yang memasuki rongga mulutnya,

Ah, saat itulah Hobin sadar.

Bahwa cara ini benar benar ampuh untuk menenangkan dua hewan yang sedang siap untuk memangsa.


Hobin Wants A BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang