#22

4.9K 582 137
                                    

Kalian percaya ?





























Hehehe, sori aku becanda. Ini gantinya buat kalian :p



















***

Nilainya jelek. Hobin termenung sendirian dirumahnya meratapi nilainya yang mengenaskan. Padahal sebelum ujian itu dia sudah belajar sama Yunwoo bareng,

Tapi hasilnya...

Meskipun naik sedikit, tapi tetap saja dia dimarahi!

Padahal, Jjiksae yang kelihatan paling bodoh saja nilainya 50, masa dia yang sudah capek-capek belajar dengan Yunwoo malah dapat 35? Tidak adil.

Padahal hari ini sudah memasuki Rabu, yang artinya... dia harus berkencan dengan Taehoon hari ini, tapi suasana hatinya malah buruk begini. Saat dia melihat Taehoon yang diam-diam mengisi kulkas milik Hobin dengan makanan, dia menjadi tidak enak sendiri.

Demi apapun, dia sedang tidak mood untuk apa apa sekarang setelah dimarahi dan fakta dimana nilainya yang paling rendah diantara semua teman-temannya.

Bagaimanapun, Hobin tidak mau jadi youtuber akun labrak selamanya. Dia ingin mendapat pekerjaan yang bagus dan hidup dengan damai tanpa memukuli siapapun lagi.

Menghela nafas panjang, Hobin menidurkan dirinya di sofa apartemennya itu. Kalau dipikir-pikir apartemen yang ditinggali Hobin ini... bukan sepenuhnya miliknya. Apartemen ini juga bisa dikatakan milik Yoo Hobin company, karena mereka menyisihkan uang mereka masing masing untuk membayarkan sewanya.

Hobin pikir, hidup bersama dengan ibunya bisa saja membahayakan ibunya karena Hobin menjalankan akun yang berisi dengan kekerasan. Jadi dia tidak ingin mengekspos banyak siapa ibunya itu.

Karena apartemen ini milik Yoo Hobin company lah, makanya Hobin bisa tahu kalau Taehoon yang baru saja kembali setelah membeli sesuatu itu datang.

Pria tinggi itu menghampiri Hobin yang tiduran dengan nyala televisi hidup dikamarnya. Pria itu mengernyit sedikit.

"Kenapa?" Tanyanya.

Saat Hobin melihat Taehoon menaruh barang belanjaannya di meja, Hobin mau tak mau merasa bersalah lagi. Itu... buku persiapan ujian dari tempat les yang mahal. Tentu saja Hobin kenal sama buku itu karena buku itu lumayan terkenal dikalangan anak anak yang pintar.

Kadang, Hobin berpikir Taehoon ini sedikit perhatian tapi sedikit bodoh. Buku seperti ini pastinya akan cocok jika untuk peminat belajar seperti Yunwoo. Tapi untuk orang yang tidak tahu apa apa sepertinya, buku mahal ini sama sekali tidak berguna.

"Ngapain beli itu? Itu gak guna." Hobin membuang wajahnya, tidak mau menatap Taehoon yang duduk disofa sembari memangku kaki kurusnya Hobin. Matanya terus-terusan menatap Hobin yang lesu, entah apa yang dia pikirkan.

"Katanya buku itu efektif buat membantu persiapan ujian."

"Itu untuk orang orang kayak Ji Yunwoo. Buku itu ga akan berguna buat orang yang gak ngerti apa-apa kayak aku."

Mendengar itu Taehoon kemudian diam lagi. Saat melihat Hobin menyembunyikan wajahnya dibalik telapak tangannya, Taehoon kemudian menggeram. Dia mengambil buku itu dan melemparnya ke tong sampah.

Melihat itu, Hobin terduduk disofanya dan menatap Taehoon dengan tatapan  tak mengerti. "Kok dibuang?! Kamu... marah?"

Taehoon hanya memandang kearah televisi.  Tidak berniat menjawab Hobin sama sekali. Tapi perlahan, tangannya yang dua kali lipat lebih besar dari Hobin itu meraih tangan kecil Hobin.

Hobin Wants A BadboyWhere stories live. Discover now