#15 - jadwal

4.8K 680 94
                                    











Pertengkaran tak bisa terhindarkan. Taehoon langsung melancarkan serangannya tanpa ba-bi-bu, dan Moonsung tentu saja langsung melakukan pembelaan diri.

Hobin saja tidak tahu cara melerai kedua orang itu. Mereka bertarung seolah-olah nyawa mereka dipertaruhkan disana, sama sekali tidak ada celah untuk Hobin melerai.

Disaat itu pula, Yunwoo yang entah mengapa menuju rumah Hobin muncul, dan berhasil melerai mereka dengan susah payah.

Keduanya babak belur, dan masih tidak ada yang mau mengalah sama sekali.

Hobin mengira dengan meminta Moonsung pulang terlebih dahulu akan meredam masalahnya, tapi Moonsung malah membahas tentang ucapan Taehoon tadi, dan alhasil Yunwoo pun tahu tentang itu. Hobin sudah melakukannya dengan Moonsung dan Taehoon.

Itu benar. Meski Yunwoo sadar benar kalau orang yang dia sukai punya banyak pria yang menyukainya disekelilingnya, dia tak percaya Hobin sudah menyerahkan keperjakaannya secara suka rela.

Bukan, dari pada merasa tak adil, dia lebih merasa sakit hati dengan fakta itu. Bagaimanapun, tidak akan ada yang suka jika orang yang mereka sukai berhubungan seks dengan orang lain.

Hobin mengurut keningnya dengan frustasi. Rasanya dia ingin bersembunyi entah dimana sekarang. Dia jadi merasa seperti penyebab semua masalah ini, padahal, jika dipikir-pikir kepada siapa Hobin menyerahkan tubuhnya bukankah itu haknya?

Siapapun tidak berhak merasa marah karena hal itu. Karena itu adalah haknya Hobin untuk menentukan siapa yang dia izinkan memasuki dirinya. Mereka bertiga, Taehoon, Moonsung dan Yunwoo bahkan bukan pacarnya.

"Cukup." Hobin mengangkat kedua tangannya dengan wajah lelah. "Kenapa kalian bertengkar karena itu? Memangnya aku milik kalian?" Tanya Hobin.

"Tapi..."

"Aku akan melakukan seks dengan siapapun yang aku inginkan. Jangan mengatur-ngatur aku seperti itu!" Serunya.

"Baiklah." Taehoon mengangguk, "Itu memang terserahmu. Tapi mau bagaimana lagi? Kami ini mencintaimu. Kami tidak bisa diam meski kami ingin diam. Hobin."

Yunwoo mengangguk pelan, "Aku cemburu. Bagaimana kau akan mengatasi ini?"

Hobin terdiam kemudian. Melirik ketiga pria tinggi didepannya dengan wajah bimbang,

Jujur dia merasa bersalah sekarang karena mereka semua menatapnya dengan tatapan memelas.

Seperti anjing yang ditinggal tuannya.

Melihat mereka seperti ini, Hobin jadi teringat tiga anak lelaki yang dulu dia jaga ditaman bermain karena mereka tersesat. Wajahnya juga seperti ini, saat mereka merasa Hobin tidak adil.

Hobin ingat waktu itu mereka semua ingin digendong, tapi karena Hobin tak bisa menggendong tiga anak sekaligus, dia hanya menggendong dua anak, dan satu anak lagi menatapnya dengan tatapan menyedihkan.

Ya, mirip tatapan Yunwoo sekarang.

Tanpa sadar, Hobin berdeham lirih, "Jadwal..."

Mereka bertiga mengernyit saat Hobin menggumamkan itu. "Jadwal?"

Hobin langsung merona ketika memikirkan akan memberikan ketiga pria itu service sesuai jadwal. Astaga.

YOO HOBIN!!!

KAU GILA!!!

Kau berpikir akan melayani mereka bertiga sekaligus?! Dasar sinting!!


***





Hobin mengurut keningnya frustasi. Meski ketiganya sempat memasang wajah tidak suka, mereka terus saja tersenyum sepanjang waktu karena senang. Meski mereka tidak bisa memiliki Hobin sepenuhnya, setidaknya Hobin tidak akan mengabaikan perasaan mereka lagi.

Itu jalan yang terbaik sampai Hobin benar-benar menyukai seseorang diantara mereka.

Jadwal sialan itu dimulai sejak hari senin. Mereka akan memulai dari hari senin, dimana waktunya Yunwoo yang bersama Hobin. Kemudian Rabu milik Taehoon, dan Jumat adalah milik Moonsung. Mereka memberikan waktu istirahat untuk Hobin disetiap pergantian jadwal.

Hobin pasrah saja dengan itu, karena...

Setidaknya ketiga orang itu tidak lagi bertengkar karena cemburu tidak jelas. Sekarang mereka tahu bahwa Hobin itu bukan milik siapa-siapa.

"Ini hari apa, ya..." gumam Hobin, sembari melirik kearah televisi yang memutarkan siaran kartun.

"Ini malam sabtu?" Bisik Hobin, pada dirinya sendiri. "Berarti aku masih punya waktu istirahat."

Hobin melompat girang. Dirinya segera saja memakai mantelnya, dan berjalan menelusuri jalanan setapak untuk pergi ke super market terdekat. Dia berniat begadang sembari nonton film sekarang.

Tapi,

Ternyata ada yang menunggunya disana.

Didepan pintu supermarket, ada Lee Jinho.

Hobin Wants A BadboyWhere stories live. Discover now