#08 - nonton

6.4K 865 102
                                    








"Huft..." desahan erotis terdengar begitu keras dalam ruangan itu. Taehoon, seakan dirasuki sesuatu, mencium Hobin tanpa memedulikan penolakannya. Seolah lapar, dirinya menciumi Hobin dengan dalam.

Hobin tidak mampu menghentikannya lagi. Dan hanya pasrah saat Taehoon menciumi leher dan dagunya.

"Hobin, jangan bergerak. Nanti sakit," bisik Taehoon, seraya mengigit kulit leher Hobin yang mulus.

Sementara Hobin yang tidak biasa dengan sentuhan itu mulai memberontak. "Jangan! Besok aku mau live lagi."

Taehoon mengangkat bibirnya dari leher Hobin dengan wajah puas. "Terlambat. Udah berbekas. Sejam lagi pasti udah berubah warna."

Hobin kemudian memukul dada Taehoon yang keras dengan wajah kesal. "Bangun nggak? Bangun!"

"Nggak. Udah terlanjur begini kenapa engga kita selesaikan?" Ucap Taehoon. Dirinya meraih plastik yang tadi dia bawa dan mengeluarkan kotak aneh dari sana.

"Apa itu..."

"Komdom," jawab Taehoon, santai.

"A-apa? Sialan! Lepasss! Jangan!" Hobin memberontak makin keras dibawah Taehoon. Sementara Taehoon dengan senyum tipisnya mengelus rambut Hobin dengan wajah iseng.

"Sekali saja."

"Nggak boleh! Awas aja Taehoon! Pergi...!"

"Takut?" Tanya Taehoon, dengan tawa kecil dibibirnya. Astaga, Hobin merasa dirinya hampir gila saat dia merasa bahwa senyuman Taehoon itu sangat menggoda. Wajah tampan sialan.

"Iya! Takut!"

"Rumi nyuruh lo pake rok besok, kan?"

Hobin membelalak. Tidak menyangka kalau Taehoon bisa tahu apa yang diinstruksikan Rumi secara rahasia kepadanya. "L-lo kenapa tau-"

"Gue tau lo budak uang tapi ga gini juga. Bodoh." Taehoon mengelus pipi Hobin dengan wajah dingin. Senyum nakalnya yang tadi sudah menghilang, digantikan wajah keras milik Taehoon yang membuat Hobin jadi terdiam.

"S-sabeomnim—"

"Percuma. Lo mau manggil gue sabeomnim kek, apa kek, ga gue ampuni." Taehoon mengalungkan tangan kekarnya pada pinggang Hobin, dan kemudian mengangkat pinggang kecil itu untuk berpindah sedikit ketengah kasur.

"T-taehoon..."

"Lo janji dulu ga akan pake rok besok. Emang paha lo milik bersama?"

"Tapi kan roknya selutut?"

"Oh ya?" Taehoon mendengus sinis. Hobin semakin mengigit bibirnya saat melihat wajah sinis itu. Dan kemudian ketika merasakan tangan Taehoon menelusup ke dalam pakaiannya, Hobin bergetar kaget.

"Taehoon!"

"Diem."

"Ke-keluarin tangannya!"

"Salah lo. Gue suruh jangan pake rok malah ngeyel. Diem lo sekarang."

"Iya, iya gapake rok! Keluarin!"

"Telat. Sekarang lo diem."

"Mau ngapain?"

Taehoon cuma diam, dan kemudian, secara perlahan cowok itu melepas resleting milik Hobin dan menurunkan celana jeans miliknya.

"Taehoon!"

"Lo ngeyel sih, mending sekarang lo diem aja daripada gue makin apa-apain lo nanti."

"Tapi... mau ngapa— ahhn!" Hobin tak sengaja mendesah tertahan ketika merasakan Taehoon mengigit pahanya.

"Taehoon?!"

Taehoon masih tidak menjawab. Tangannya yang kekar menahan kaki Hobin agar tak bergerak, sementara bibirnya terus menelusuri paha Hobin dan mengigigitinya dengan lembut namun kuat.

Memastikan paha paha itu akan berwarna merah keesokan harinya.

"Taehoon... geli.. ahh!"

"Lo." Taehoon melepas bibirnya dari paha Hobin sejenak. "Coba aja keluar pake rok besok. Silahkan perlihatkan tanda tanda milik gue ke semua orang. Nanti pas mereka tanya siapa yang bikin..."

Taehoon tersenyum licik. "Bilang aja gue yang buat."

Senyum itu membuat Hobin merinding seketika. Taehoon tidak main-main dengan ancamannya.


***



"Lo mau nonton film ini?" Tanya Taehoon, sembari memerhatikan film pilihan Hobin dengan wajah bingung.

"Kenapa? Itu series terbaru," jawab Hobin, santai.

"Lo udah gue gigitin kaya tadi emang ga sange? Setidaknya biarkan gue main satu ronde atau nonton bokep gitu?" Pinta Taehoon, kesal.

"Kau bersyukur ga aku panggilin satpam. Kalo mau nginap disini malam ini tonton aja apa yang ada!" Pekik Hobin.

"Galak banget lo. Tadi aja ketakutan, haha."

"Ya habisnya gimana. Tenagamu dan aku kan beda. Kalo kau udah berniat mau ngelakuin itu tadi, aku bisa apa? Tapi syukurlah kau masih punya hati nurani," omel Hobin.

"Gue jujur aja. Gue bukan hanya mau badan lo, Hobin." Taehoon mengambil cola yang tergeletak didepannya dan membukanya dengan pelan. "Gue juga mau hati lo. Kalo lo benci gue gara gara ini, gue rasanya bisa jadi sinting. Ngerti lo?"

"Ha. Kenapa sih bisa sinting gara gara aku?"

"Barusan aja contohnya. Kalo lo bener bener ngeyel pake rok tadi. Lo udah abis sama gue."

"Kau tega mukul aku?"

"Gue perkosa."

"Heh! Mulutnya."

"Maaf, deh."

"Tumben bilang maaf?" Tanya Hobin, curiga.

"Terus apa? Terimakasih?"

"Ga. Gak ada. Filmnya mau mulai, diem."

"Ada adegan ciumannya ga sih?" Tanya Taehoon, santai.

"Gak ada."

"Kalo ada gimana? Gue cium lo, ya?"

"Diem."

"Haha."





Hobin Wants A BadboyWhere stories live. Discover now