#21 - study with Yunwoo

5.8K 610 127
                                    













"Aku ga ngerti bagian ini." Hobin menunjuk satu soal di bukunya, dan kemudian Yunwoo yang melihatnya pun mendekatkan dirinya pada Hobin dan melihat soal yang ditunjuknya.

"Mananya yang gak ngerti?" Tanya Yunwoo.

"Semuanya," jawabnya.

"Tau perkalian?" Tanya Yunwoo, lagi.

"Tau," jawab Hobin, lagi.

"Oke. Kalau gitu gue bakal ajarin lo cara cepet ngerjain soal ini tanpa melar kemana-mana. Tapi serius, ya?"

"Okedeh."

Setelah Hobin menyanggupinya, Yunwoo kemudian mengeluarkan sesuatu dari laci belajarnya dan mengeluarkan buku tulis berwarna coklat polos dari lacinya. Setelah membuka-buka beberapa kali, dia kemudian sampai pada dihalaman dimana penjelasan dari soalnya Hobin ada.

"Lihat. Ini, kalau dikalikan kesini, berapa hasilnya?"

"Oh, itu dikalikan?"

"Iya. Tapi cuma beberapa angka aja yang bisa dikalikan, karena ga semuanya bisa nyambung ke angka ini... jadi..."

Hobin mendengarkan penjelasan Yunwoo dengan serius. Jujur, rumus yang diajarkan Yunwoo sama sekali tidak pernah diajarkan disekolah dan terkesan aneh karena cara penyampaiannya sangat berbeda. Menurut Yunwoo, setelah memecahkan suatu soal yang sulit, Yunwoo merasakan sesuatu yang membuatnya jadi meneliti soal itu dan mencari cara untuk mendapatkan jawabannya dengan cara yang lebih mudah.

Hasilnya, dia berhasil membuat rumus-rumus aneh itu, dan menyimpannya sendiri sebagai harta karunnya. Tapi...

Yunwoo memberikan bukunya begitu saja pada Hobin yang sama sekali tidak cerdas ini. Padahal pasti banyak orang yang rela memberikan apa saja pada Yunwoo untuk mendapatkan buku berisi rumus milik Yunwoo.

"Gimana, udah ngerti?"

"Yunwoo." Panggilnya.

Yunwoo mengerjap sebentar sembari menjawab. "Ya?"

"Emang kamu gapapa nunjukin buku berhargamu itu ke aku?" Tanyanya, malu. "Katamu buku itu bahkan diinginkan oleh peneliti matematika."

Mendengarnya, Yunwoo hanya tersenyum tipis dan menyurukkan wajahnya pada leher Hobin, "Gue percaya sama lo. Dan kalopun lo bocorin rumus-rumusnya juga, terserah lo aja."

"Kenapa?" Tanya Hobin.

"Asal lo mau jadi milik gue. Semuanya gue kasih." Yunwoo mencium perpotongan antara bahu dan leher Hobin dengan pelan, lalu kemudian memegang kedua bahunya dengan lembut.

"Yun-"

Hobin terdiam ketika merasakan kepala Yunwoo sukses jatuh dipundaknya, dan lelaki itu tengah mengusapkan wajahnya disana dengan sebal. "Gue lupa hari ini mau ngajar les anak bupati. Padahal gue lagi kencan sama lo... akh sialan," umpat Yunwoo, rasa-rasanya dia seperti ingin menangis saja kalau melihat jadwal seninnya yang baik harus diisi dengan sekolah, lalu belajar dan mengajar anak bupati pula. Dia kesal.

"Ngajar anak bupati?" Tanya Hobin, "Terus kenapa kamu masih disini?"

"Gue ngajarnya via telepon. Denger suaranya aja. Soalnya terakhir gue ngajr tatap muka muridnya ga bisa fokus, jadi..."

Oh gitu, derita orang ganteng yak.

"Kamu maunya gimana?" Tanya Hobin.

"I want to stay with me. Here." Yunwoo menepuk-nepuk pahanya beberapa kali dengan raut memelas.

"Aku ga terlalu ngerti bahasa inggris tapi kamu ingin aku duduk disana?" Tanya Hobin, sembari mengambil posisi berhadapan dengan Yunwoo. Dan kemudian, duduk di paha keras lelaki itu.

Hobin Wants A BadboyWhere stories live. Discover now