#31 - huru hara

2.2K 314 15
                                    


[Genuinely asking.]
Mau lomba gak sama ak?
Vote chapter ini duluan mencapai 100+, atau aku membuat satu chapter dengan 1000 words?

Kalau aku menang, chapter yang aku tulis tadi upload seminggu lagi. Kalau kalian menang, chapternya bakal aku upload saat itu juga.

Deal?

Duh aku ini memang pembisnis hebat.

***

Setelah pertemuan dengan Jinho itu, hari masuk sekolah dimulai lagi.

Hobin sudah melalui banyak hal, dan pagi ini... Taehoon juga sama, menunggunya di motor untuk mengantarnya. Taehoon mengatakan banyak hal tentang kemarahannya, Hobin tahu itu. Jadi dia diam saja dan mendengarkan.

Salahnya juga

Duh, meski genre fanfic ini adult, bisa-bisanya author tidak warning dulu kalo disini isinya harem bergilir. Hobin jadi bingung kan. Kasian anak-anak polos yang terjebak dengan judul fanfic ini dan tidak bisa keluar dari lembah neraka yang disebut Hobin Wants A Badboy.

Hobin dapat mendengar nasibnya di masa depan tidak akan bagus...

Saat ia tiba dikelas, gurunya masuk dengan membawa beberapa murid.

Hobin melihat wajah guru itu, dia tidak terlihat seperti wali kelasnya, tapi kenapa dia disini...?

"Anak-anak! Perhatian. Mulai sekarang, sekolah kita akan mengadakan pertukaran belajar."

Deg. Deg. Deg.

Hobin bisa mendengar suara jantungnya berdegup kencang begitu melihat orang yang berdiri disana itu bertemu pandang dengannya.

Kenapa firasatnya buruk ya?

"Mereka ini dari Joseon Academy. Mereka akan belajar disekolah kita mulai semester ini, jadi baik-baik, ya."

Setelahnya, guru itu menunjuk meja yang tepat berada disebelah Hobin. Duh, kenapa juga kursi disebelahnya ini kosong?! Sengaja ya?!

"Haesoo, duduklah disamping Hobin." Ujar guru itu.

Pria itu tersenyum, dan berjalan kearah Hobin yang melihatnya dengan tatapan bingung.

Apa-apaan tatapannya itu?

Mau berantem kah?

Dia duduk disamping Hobin, mengeluarkan buku, dan kemudian...

"Kenapa kau terkejut begitu melihatku?" Dia bertanya.

"Tidak apa..."

Haesoo tersenyum sembari menopang dagunya dengan sebelah tangan, menghadap kearah Hobin yang sedikit salah tingkah. "Wah..."

Kenapa dia bilang wah? Apa yang wah?

"Lihat papan tulisnya..."

"Kenapa aku bergetar gitu begitu mendengar suaraku?"

Hobin menggaruk tengkuknya. Tentu saja dia takut karena Haesoo... menatapnya dengan tajam, dan ekspresi yang terlihat aneh itu.

Rasanya seperti... Taehoon?

Taehoon versi 2? Atau Moonsung versi 2? Pokoknya dia terlihat berbahaya.

"Jangan ajak aku bicara."

"Apa kau..." Haesoo menyeringai begitu Hobin menatapnya dengan horor.

"Pernah diancam akan diperkosa?"

"Hei!!" Amuk Hobin.

"Apa itu?" Suara guru mereka terdengar didepan, melihat Hobin yang baru saja meneriaki Haesoo dengan wajah bingung. Ugh, dia jadi kelihatan aneh sendiri, kan!

"Tidak ada..." Hobin ciut. Dan guru itu kemudian kembali mengajar setelah memberikan beberapa teguran pada Hobin agar tidak berteriak dikelas.

Haesoo tertawa-tawa disampingnya. "Heh, ini kenapa aku tanya kau pernah diperkosa atau tidak. Padahal aku hanya menatapmu, kenapa ekspresimu horor begitu?"

"Diam."

"Pasti sering, ya?"

"Kenapa kau tidak sopan sekali?" Bentak Hobin.

"Entahlah." Haesoo memandang Hobin dengan ekspresi gemas. "Kenapa, ya~"


***

Di kantin

Haesoo, lintah setan ini. Kenapa dia mengikuti Hobin terus sih? Padahal Hobin sengaja duduk ditempat paling terpencil, tapi dia malah mengikuti dan membuat semua orang memerhatikan! Apa semua orang ganteng memang jahat begini pada orang sepertinya?

"Duduklah ditempat lain."

"Kau saja duduk ditempat lain." Kata Haesoo, acuh.

"Baiklah, aku duduk ditempat lain." Baru saja Hobin akan mengangkat nampannya dan pergi, Haesoo kemudian memegang lengannya dan berucap lagi.

"Kau mau duduk dimana? Sudah penuh tau." Begitu Hobin melirik keseluruh kantin, ucapan Haesoo benar. Semuanya sudah penuh dan berdesak.

Tapi, mau bagaimanapun,

Dia tidak sudi duduk didekat laki-laki aneh ini!

"Kalau kau sebegitunya tidak mau duduk disana, bagaimana kalau duduk dipangkuanku?"

Apa!

Hobin melirik Haesoo dengan jengkel. Tapi pria itu bahkan tidak terlihat masalah sama sekali.

Ada apa sih dengan dia?!

"Apa maumu? Kenapa mengganggu aku terus?!" Bentak Hobin.

"Apa... kau membentak orang yang mau berteman...?"

Gasp

Begitu Hobin sadar, dia melihat sekelilingnya. Semua orang menatapnya dengan aneh, seperti orang yang marah karena diajak bicara,

Dan para gadis menatapnya dengan penuh emosi.

Sial,

Siapa sih rambut abu abu manipulatif ini?!

"Ugh..." dengan berat hati, Hobin kembali duduk dikursinya, sementara Haesoo dengan riang gembira kemudian meletakkan sebuah lauk dipiring Hobin.

"Kau suka ini, kan? Makanlah yang banyak, teman~" padahal Haesoo tidak terlihat jahat, tapi tetap saja Hobin waswas dengannya...


Sementara diujung kantin sana, Jjiksae memerhatikan mereka dengan tatapan menyelidik. Perlahan, ia mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mengambil foto mereka berdua.

Taehoon, meski kiamat pun tidak akan menjawab chat dari Jjiksae.

Tapi, dia tidak mungkin diam saja saat melihat istrinya diganggu orang, kan?

Hehe, kebetulan Jjiksae itu Taebin garis keras...

Hobin Wants A BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang