#28 - gila

4.2K 445 78
                                    






Ruangan gelap, sepatu kulit yang menginjak lantai basah dan beberapa orang yang berdiri dengan setelan pakaian bodyguard lengkap. Mereka adalah orang yang dipasangi Jinho disamping Hobin,

Tapi entah kenapa beberapa jam lalu mereka kembali dengan wajah panik dan berkata bahwa mereka kehilangan jejaknya Hobin.

Jinho sedang marah besar.

"Apa kalian bodoh? Tolol? Kepala kalian tidak ada isinya lagi?" Hina Jinho, dengan nada yang tajam. "Saya menugaskan kalian, pasukan terlatih untuk menjaga 1 orang anak SMA saja. Apa sesulit itu?"

Mereka terdiam. Lutut keempat orang itu sudah kebas dan mati rasa setelah dipaksa berlutut oleh Jinho. Tapi yang lebih menakutkan dari rasa lelah karena posisi tidak nyaman itu adalah, kemarahan Jinho.

"Ma-maafkan kami, boss."

Jinho berdecak. "Bagaimana bisa kalian pergi berempat padahal ada seseorang yang kalian jaga? Apa saya salah menilai kemampuan kalian?"

"Ti-tidak boss. Saat kami sedang mengawasi, ada orang-orang mencurigakan yang mengawasi anak itu. Kami semua mengejarnya karena mereka terlihat berbahaya. Kami tidak tahu kalau... dia diculik disaat-saat itu."

Jinho berdiri dan menendang wajah bodyguard itu dengan ekspresi dingin. Darah mengucur keluar dari hidungnya, tapi dia tetap tidak bersuara meski merasa kesakitan. "Saya memerintahkan kalian mengikutinya. Mengawasinya. Menjaganya. Memberitahu saya kalau dia menghadapi masalah. Bukan untuk mengejar orang yang tidak jelas!!!"

"Kami bersalah, boss."

"Diam." Jinho berucap dengan tajam. "Mendengar suara kalian hampir membuat darah dikepala saya mendidih. Kalau kalian tidak mau mati, cari sekarang anak itu. Cepat!"

Dengan segera, keempat orang itu berlari terbirit-birit keluar setelah mendengar perintah itu. Sementara Jinho kemudian menggeram dalam diam. Menurut anak buahnya tadi, ciri ciri orang yang mengelabui mereka itu terlalu jelas. Tato naga khas Yakuza, wajah oriental khas jepang, dan juga baju kemeja dengan motif aneh yang mereka pakai. Jelas sekali mereka Yakuza.

Dan kalau itu Yakuza, hanya ada satu orang dikepala Jinho sebagai pelaku dari penculikan ini...

"Sungjoon... padahal sudah dibiarkan hidup. Ternyata dia memang tidak sayang nyawanya lagi."

Jinho mengasah pisaunya dengan ekspresi dingin,

"Wait for Daddy, Hobin."

***

".... ungh." Hobin mendesah lembut ketika merasakan lidah Sungjoon bermain dipenisnya yang kecil itu. Sungjoon dengan teganya mengikat kedua tangannya pada besi tempat berpegangan, yang letaknya tepat dibawah shower itu.

Kakinya gemetar saat Sungjoon memainkan dildo bervibrator yang dia letakkan dilubangnya. Sekarang getarannya memang masih pelan, tapi kaki Hobin sudah gemetar hebat karena hisapan Sungjoon di penisnya. Semua stimulasi itu berhasil membuatnya keluar berkali-kali tanpa henti, dan Sungjoon masih belum puas juga.

Sungjoon memutar dildo itu, dan kemudian...

"Eungh!!!" Hobin cum lagi di dadanya Sungjoon.

Pria itu tersenyum sinis melihat itu. "Bocah. Kau menikmati ini?"

"Ti... dak..." Hobin melirik Sungjoon dengan mata yang sayu. Kakinya sudah sangat lemas saat kemudian Sungjoon meletakkan kedua kakinya yang kurus itu ke pundaknya. Sungjoon menahan tubuh itu dengan lengannya, dan kemudian,

"Ha...nghh!!" Hobin terlonjak saat merasakan Sungjoon mengeluarkan dildo itu dilubangnya. Dildo itu tidak sebesar kepunyaan Sungjoon apalagi Jinho. Malah ukurannya terbilang sangat kecil, dan... sialnya itu tidak bisa membuat dirinya puas. Titik nikmatnya sama sekali belum tersentuh dan getaran dari dildo itu membuat lubangnya berkedut hebat, ingin dimasuki yang lebih besar.

Hobin Wants A BadboyWhere stories live. Discover now