#11 - hahah member baru

6.1K 772 216
                                    



Tidak tahu apa yang dipikirkan Hobin akhir-akhir ini, tapi sepertinya semua orang sadar kalau Hobin sedang gelisah atau kepikiran sesuatu.

Biasanya Hobin itu orangnya walau rumahnya kebakaranpun tidak akan kepikiran selama itu, karena yah... mana bisa otak kecilnya itu diajak berpikir lama-lama?

Yang anehnya lagi, Hobin sering beli obat dan salep aneh entah dari mana. Dia ga bilang itu obat apa dan malah menyembunyikannya. Jika dilihat benar-benar, Hobin memang... agak kesulitan duduk?

Jadi semua orang berasumsi kalau Hobin punya bisul di pantatnya :") Makanya dia malu nunjukin salep dan obatnya.

Kecuali Taehoon.

Entah kenapa ekspresi Hobin kelihatan mencurigakan dimatanya.

Dan, dia juga menolak keras saat Taehoon menggodanya. Padahal kan bisa ditolak biasa aja gitu kaya biasanya, tapi akhir akhir ini penolakannya makin keras saja dan ekspresinya kelihatan gelisah.

Taehoon ingin rasanya membuka celana Hobin saat itu juga untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Sementara Hobin, hanya bisa menyembunyikan alasan mengapa dia seperti itu. Karena, dia memang niat awalnya membantu Moonsung. Dia sebenarnya tidak terlalu memusingkan hal tentang seks diantara para lelaki karena mereka bilang rasanya nikmat... bahkan sampai Moonsung saja ketagihan seperti itu.

Tapi tidak ada yang bilang bahwa setelah kegiatan panas itu bokongmu akan terasa seperti hancur tak bersisa. Hobin bahkan tidak bisa duduk dilantai keras untuk sementara karena rasa perih di bokongnya, dan jangan lupakan teman-temannya yang penasaran dengan apa yang terjadi.

Jadi, sekarang kalau Taehoon atau Yunwoo menggodanya atau sekedar bercanda mengenai itu, Hobin segera saja menghindar dan menolak dengan keras.

Dia sudah bertekad tidak akan melakukannya lagi.

Mungkin(?)

Hobin juga tidak tahu kapan waktunya Taehoon akan mampu menahan nafsunya.

Dia kan tipe orang yang kesabarannya setipis jembatan sirotol mustaqin.

Baru saja dia memikirkan Taehoon, tiba-tiba cowok itu dikejutkan dengan Taehoon yang tiba tiba muncul didepannya dengan wajah tidak senang,

Entah apapun itu yang ingin dibahas Taehoon, rasanya Hobin tidak akan senang!

"Lo, kenapa..."

"Aku mau pergi dulu bentar, ya! Dadah!"

Belum sempat Taehoon mengatakan dengan lengkap kalimatnya, Hobin sudah menerobos keluar dari hadapan Taehoon dan meluncur kearah pintu kantor mereka.

Taehoon, yang tidak menyangka bahwa Hobin akan langsung melesat cepat begitu hanya bisa terdiam dan membeku dengan perasaan sedih.

"Gue salah apa sih?" Pikirnya, kemudian.



**

Hobin berhenti didekat taman setelah lumayan lama berlari. Saat sore hari, taman itu memang biasanya sepi, jadi Hobin sama sekali tidak heran saat dia tidak melihat siapapun di taman itu. Taman ini luas dan lumayan jauh dari perumahan, jadi tidak banyak yang kesini.

Namun saat sedang asik-asiknya, manik hitam Hobin bisa menangkap seseorang yang berjalan dengan sedikit sempoyongan dari ujung jalan. Dia bisa melihat bahwa orang itu memegangi perutnya, dan pakaiannya didaerah itu penuh dengan warna merah.

Dia kena tusuk?!

Dengan panik, Hobin berlari menghampiri pria itu tanpa repot-repot memeriksa siapa pria itu, namun semakin dekat dia dengan pria berdarah itu...

Hobin terdiam.

Jelas sekali itu 244 atau Jinho. Tidak aneh sih melihat orang sepertinya berjalan santai dengan lumuran darah seperti itu, pasti musuhnya om Jinho itu banyak sekali, kan?

Tapi ketika mata mereka beradu pandang, Hobin langsung tercekat.

244 tampak sangat datar dan tak sejahil biasanya. Meski dia tidak suka dengan 244, tapi saat pria itu hanya melewatinya begitu saja tanpa berkata sepatah katapun, ada perasaan tidak enak yang menggelitik Hobin.

Jadi, Hobin kemudian berjalan dengan pelan dibelakang 244 tanpa mengatakan apapun. Sepertinya dia hanya ingin memastikan bahwa 244 bisa sampai ke tempat tujuannya tanpa masalah sedikitpun...

Meski dia tahu pria itu menyebalkan, rasanya tidak benar juga membiarkanya seperti itu.

Langkah 244 sama sekali tidak lambat karena lukanya, malah dia terlihat terlalu santai bagi orang yang tertusuk abdomennya.

Hobin hampir saja mengira itu darah mainan, jika dia tidak melihat luka gores di paha bawah 244.

Uh, dia ini bukan orang yang waras. Dia kan bisa panggil seseorang menjemput atau... mampir disuatu tempat untuk mengobati lukanya?

Saat Hobin asyik dengan pikirannya, langkah 244 tiba-tiba terhenti. Disusul helaan nafas berat dari pria itu. "Lo jangan ngikutin gue. Lo maunya apa, bocah?"

Saat 244 berucap begitu dengan dinginnya, Hobin kemudian berjalan menuju kearah 244 dan menggeleng heboh, "Ha-habisnya kamu terluka—"

"Bukan urusan lo, anjing."

"Kamu yang anjing." Tegas Hobin.

"Hah?" 244 terdiam.

"Padahal kan aku khawatir, kok malah di anjingin!" Amuknya.

"Gue ga minta dikhawatirin sama bocah kayak lo."

Hobin menggeleng, "Aku remaja."

"Hah." 244 terkekeh. "Kalau menurut umur, gue udah bisa jadi bapak lo, bodoh."

"Nggak bisa," Hobin menggeleng tegas. "Umurmu kurang sedikit kalo mau jadi ayahku."

244 kemudian menghela nafas kasar, "itu cuma perumpamaan. Gue jauh lebih tua dari lo."

"Kalau gitu, karena kamu nganggap aku bocah, aku ga boleh nolongin seseorang?" Tanya Hobin, dengan ekspresi bingung.

244 menatap Hobin dengan ekspresi tak kalah bingung, "Lo gila ya, Yoo Hobin?"

"Oke kalo... gitu, 244. Eh, maksudnya ahjussi. Mau ga mampir ke minimarket sebentar?" Ajak Hobin, ramah.

244 terdiam melihat jemari ramping Hobin yang terjulur kearahnya, "Buat apa?" Tanya nya.

"Beli obat, dong," jawab Hobin, santai.

Meski sedikit terganggu, 244 tetap mengalah dan akhirnya menerima tangan Hobin yang menuntunnya menuju ke minimarket.

Sejujurnya tidak terlalu buruk sih menerima kebaikan hati dari anak kecil ini,

Sebenarnya Hobin itu cukup lucu jika sedang mode waras.

Soalnya kalau di youtube pasti nge reog terus.

"Ahjussi. Kakinya sakit tidak?" Tanya Hobin, sopan.

"Jangan pakai bahasa formal. Gue jadi geli dengernya," protes 244.

"Kan biar sopan... sama ahjussi2"

244 melotot tidak senang. "Stop nyebut gue ahjussi. Sialan."

Hobin terkekeh saat melihat 244 menggeram marah padanya.

"Hehehe. Jadi mau dipanggil apa kalo bukan ahjussi?"

"Terserah yang penting sopan dan pas buat orang yang berumur," jawab 244.

Setelah tampak berpikir sejenak, Hobin kemudian tersenyum cerah seolah mendapat hidayah.


"Daddy?"

244 tertohok seketika.









Hobin Wants A BadboyWhere stories live. Discover now