13 - bertarung

5K 731 122
                                    




Gua kepikiran... seandainya hobin ngentiwaw sama 244, kan 244 suka iseng kan ya, nanti dia bilang "ga boleh ngomong kalo ga pake bahasa inggris"

Terus hobin kan goblok dan o'on, pasti pas disodok dia cuma tau, "daddy" "stop!" Sama "ah yes, ah no"

Terus pas kelepasan ga ngomong bahasa inggris, langsung dihajar 244 sampe pagi ketemu pagi gyahahaa (anjir gue liar bgt tapi gpp)





***









"Hobin."

Hobin melihat sosok itu berdiri didepan rumahnya. Itu Moonsung. Dia cuma senyum kikuk karena merasa tidak enak, dan... dia melihat ada beberapa bungkus makanan ditangannya.

"Ada apa?" Tanya Hobin, canggung.

"M-makanan." Moonsung menyodorkan plastik berisi makanan itu pada Hobin.

Hobin kemudian menerimanya lalu tersenyum, "Kesini cuma mau anter ini?" Tanyanya.

"M-mau minta maaf juga."

"Kenapa?" Tanya Hobin.

"Itu. Maaf karena... itu... aku kasar.. dan.. maaf karena aku besar!"

"Hah?" Hobin terperangah, wajahnya memerah malu, meski akhirnya tertawa kikuk mendengar pengakuan Moonsung  "Gapapa kok, kemarin kan aku yang nawarin juga. Gak ada yang maksa. Lagian sekarang udah gak sakit lagi."

"S-serius."

Hobin jadi teringat waktu itu, pelatihnya menghilang selama 3 jam, dan Moonsung melakukannya nonstop tanpa memberi jeda padanya. Seperti kesetanan, dan baru berhenti saat mendengar suara bel hotel mereka berbunyi.

Sebenarnya, sejak dia memberikan first nya kepada Moonsung, yang dipikirkan Hobin itu hanyalah reaksi Taehoon dan Yunwoo. Mereka jelas tidak akan senang. Apalagi Taehoon. Dia jadi merasa berhutang sesuatu pada Taehoon, meski sebenarnya itu bukanlah hal yang harus dia bayar.

Tapi... akhir akhir ini Hobin juga gelisah karena itu.

"Ngomong-ngomong." Hobin teringat sesuatu. "Kamu kenapa ga ngundang aku pas kamu tanding kemarin? Kalau aja aku gak dikasih tau Bomi, aku gak bakal tau."

Moonsung gelagapan mendengarnya. Dia menggaruk tengkuknya sambil bergumam lirih, "Itu bukan karena sengaja."

"Kamu benci aku?"

"Nggak!!" Jawab Moonsung, cepat. "Tentu aja gue ga benci lo. Tapi... gue hanya.. malu."

"Malu?" Tanya Hobin.

"Iya. Gue maunya lo liat sisi gue yang kuat dan ga terkalahkan aja, tapi, seperti yang lo lihat. Di pertandingan tingkat nasional seperti ini banyak kejadian yang ga terduga. Seperti aprodisiak yang dimasukkan keminuman gue. Gue gak mau kalah didepan lo, Hobin..."

Setelah mendengar penjelasan Moonsung, sontak saja Hobin menatap mata Moonsung yang tampak sedih dengan tatapan lembut. "Maaf udah curiga. Tapi kamu gapapa kok kalah didepan aku."

"Aku gak mau kelihatan lemah didepan orang yang gue suka..."

Sontak, tangan Hobin yang menepuk-nepuk bahu Moonsung berhenti. Cowok kecil itu menatap Moonsung yang hanya menatapnya dengan pandangan yang sulit dijelaskan. Dan kemudian, saat Moonsung meraih pipinya Hobin untuk kemudian mencoba bibir itu,

Hobin masih saja diam, menatap mata legam milik Moonsung.

Bibir mereka hanya tinggal sesenti lagi, ketika kemudian Hobin merasakan ada sesuatu yang menarik dirinya.

Moonsung tersentak ketika melihat Hobin tertarik mundur, menabrak tubuh seorang pria yang berdiri tepat dibelakang Hobin. Belum sempat Hobin bereaksi, ada sebuah tangan yang memeluk perut dan bahunya dengan erat.

Saat Hobin merasakan parfum maskulin yang khas dari area belakangnya, dan kemudian seragam sekolah yang acak-acakan, khas seseorang yang dia sangat kenal, dia membatu.

Sial.

"Apa maksudnya?" Taehoon berbisik ditelinga Hobin dengan suara yang berat, jelas sekali pria itu sedang menahan amarahnya. "Apa itu maksudnya? Lo sakit karena si brengsek ini?"

Taehoon dengar.

Jelas sekali Taehoon mendengar semuanya.

"T-taehoon aku-"

Hobin tercekat ketika merasakan pelukan Taehoon semakin mengerat dan hampir terasa seperti Taehoon mencengkeramnya. Hobin bisa merasakan aura tidak enak dari Taehoon dan Moonsung yang ada didepannya juga hanya menatap Taehoon dengan pandangan tidak senang.

"Bangsat. Lo kenapa lihat-lihat punya gue pake mata menjijikkan itu?" Kata Taehoon, geram.

"Punya lo?" Moonsung tertawa sinis. "Dia bukan punya siapa-siapa."

"Lo udah ngerasa hebat karena baru ngerasain Hobin sekali?" Taehoon menarik sudut bibirnya dan memasang wajah mengejek pada Moonsung.

Moonsung diam saat kemudian Taehoon mencium leher Hobin dengan lembut, "Anak ini firstnya sama gue. Kalo lo ngira dia pertama kali sama lo, salah besar."

"Apa?" Tanya Hobin. Sembari menatap Taehoon dengan pandangan kaget.

Taehoon tersenyum saat melihat ekspresi kaget Hobin. "Makanya gue bilang jangan minum bir gue yang dikulkas. Lo kalo mabok binal banget soalnya."

Hobin sontak terdiam dan Taehoon kemudian mengangkat tubuh Hobin ala karung beras ke bahunya.

"Mau apa lo? Lepasin dia." Tegas Moonsung, dirinya hendak menghampiri Hobin yang digendong oleh Taehoon,

Ketika Taehoon kemudian menggenggam tangan Moonsung. "Lo berhenti sampai situ kalo ga mau ini tangan copot. Petinju sial."

"Turunin Hobin,"

"Bangsat. Kalo gitu ayo kita bertarung sampai mati dulu."

Kata Taehoon, sembari menurunkan Hobin yang hanya diam dengan situasi yang sama sekali tidak terduga ini.




Hobin Wants A BadboyWhere stories live. Discover now