#24 - terperdaya

4.3K 525 190
                                    


Pulang sekolah, seperti janjinya Taehoon, cowok itu sekarang menunggu Hobin diatas motor besarnya.

Kisahnya seperti ini. Jadi, Taehoon meminta motor kepada ayahnya disuatu siang. Lalu ayahnya yang baik itu tentu saja mengiyakan. Tapi dengan satu syarat...

Asalkan Taehoon bisa mendatangkan 50 orang untuk belajar di dojo mereka. Dikira sang ayah, Taehoon akan langsung menyerah dan melupakan keinginannya meminta motor. Tapi ternyata,

Taehoon benar benar membawa semua orang-orang itu ke dojo dalam sehari. Tidak. Bahkan bukan hanya 20, tapi lebih. Hingga ayahnya buru buru mengatur jadwal dan tempat pelatihan karena dojo yang penuh menampung banyak orang. Alhasil...

Taehoon benar-benar mendapatkan motor. Motor besar yang hanya bisa dinaiki dua orang. Dan yang paling penting, bagian belakangnya datar dan empuk, pas untuk Hobin yang sedang sakit pinggang.

"Ah, gila. Kamu benar benar dapat motor...?"

Taehoon cemberut dibuatnya. "Ini punya gue."

"Kau mengambilnya dari siapa? Kembalikan!"

"Sembarangan. Bokap gue yang kasih!" Amuknya.

"Apa? Sekarang kau mengambil motornya ayahmu?"

Taehoon kemudian berteriak dengan kesal, "Punya gue!!!!"

Yah, meskipun hari itu dilalui dengan amarahnya Taehoon, akhirnya Hobin sampai juga dirumahnya dengan selamat. Diluar dugaan Taehoon walaupun marah-marah begitu, dia mengendarai motornya dengan pelan. Jadi Hobin tidak merasa sakit sama sekali.

"Makasih udah dianter." Cowok itu berterimakasih sambil tersenyum pada Taehoon yang masih memasang wajah sebal.

Dan lalu, cowok itu berucap dengan pelan, "Besok mau dijemput lagi?"

Hobin tampak berpikir sejenak, lalu menggeleng dengan ekspresi tidak enak. "Maaf ya. Aku besok mau kesekolah sendiri aja."

"Kenapa emang? Ga suka gue anter?" Tanya Taehoon, lagi.

"Bu-bukan. Tapi pantatku udah mendingan, ga sakit lagi."

Setelah Hobin mengatakan itu, Taehoon hanya terdiam sejenak dengan ekspresi datar. Lalu kemudian dia menghidupkan mesin motornya lagi yang sempat dia matikan, "Harusnya semalam gue bikin lo sampe ga bisa jalan."

"Apa?" Hobin melongo.

"Gue cabut dulu." Setelah mengatakan kata-kata tak senonoh itu, dia kemudian menjalankan motornya dengan kencang sampai-sampai Hobin tak sempat memakinya.

"Akh, sial... awas saja."

Hobin memilih masuk kerumahnya sembari memaki ucapan Taehoon tadi, tapi kemudian ucapannya berhenti ketika melihat siapa yang ada didepan pintu apartemennya.

"Ke-kenapa anda ada disi—"

Ucapan Hobin terhenti ketika melihat Jinho yang menyeringai menekan password apartemennya dengan lancar, "Kenapa? Saya tidak boleh disini?"

"Kita sudah sepakat akan melakukannya dua kali dalam sebulan," ucap Hobin, dengan suara yang sedikit serak.

"Siapa yang sepakat? Itu kan pendapatmu saja." Jinho kemudian memasuki apartemen itu, sementara Hobin mengikutinya masuk dengan wajah panik.

"Tapi anda tidak membantah apapun saat itu!"

"Setelah dipikir-pikir, itu tidak adil."

"Apanya tidak adil?!" Hobin kemudian berjalan kearah Jinho dengan wajah berapi api, "lalu kenapa anda bisa masuk kesini dengan mudah?! Anda tidak boleh membobol apartemen orang seperti itu!"

Hobin Wants A BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang