32 | Belum Siap Kehilangan

17K 2.4K 71
                                    

Playlist ~ Belum Siap Kehilangan (Stevan Pasaribu)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Playlist ~ Belum Siap Kehilangan (Stevan Pasaribu)

Wajib dengerin playlist, baca dalam keadaan kondusif + vote dan komen ya bestie

______________

"INI APA-APAAN?!" Maki Hapsari yang melihat suaminya diseret paksa oleh orang-orang yang tampak asing baginya itu. Hapsari memukul-mukul tangan-tangan itu agar mereka melepaskan cengkeramannya dari sang suami.

"LEPASIN SUAMI SAYA!!!" Teriaknya lagi, berusaha menahan tubuh suaminya. Tidak, mereka tak boleh membawa Sadiman pergi kemanapun.

Mata Hapsari melirik ke arah Gatra yang hanya menatap semua itu dengan tatapaan kosong. Melihat segala di hadapannya justru membuat amarah Hapsari semakin menjadi.

"Kamu buta apa tuli, Tra?! Tugasmu apa hah?! Ajudan bodoh!" Makinya yang kecewa karena Gatra hanya diam saja dan membiarkan Sadiman dibawa oleh orang-orang itu.

Sudah seharusnya kewajiban Gatra melindungi suaminya bukan? Bisa-bisanya pria itu diam saat komandannya dalam posisi seperti ini.

Tanpa wanita itu ketahui, Gatra dan Sadiman sudah mengucapkan salam perpisahan sedari tadi. Karena jauh sebelum hari ini, Gatra telah disuguhkan segala macam perasaan curiga pada pria paruh baya tersebut.

"Tolong, Pak..." Pekik Hapsari, "Jangan bawa suami saya!"

Masih kekeuh dengan pendiriannya, Hapsari terus berusaha menarik tangan sang suami. Pihak berwenangpun tak serta merta merebut suaminya begitu saja, mereka tetap berusaha berbicara d dengan kepala dingin pada Hapsari.

"Tolong kooperatif, Ibu," Ucapnya. "Kami tidak akan menyakiti suami Ibu. Sekali lagi tolong kooperatif untuk penyelidikan lebih lanjut."

Hapsari menggeleng dan menyatukan kedua telapak tangannya, memohon pada pihak tersebut untuk mendengar penuturannya. "Suami saya... Suami saya nggak mungkin melakukan itu, Pak..."

Air mata itu semakin kejar, terlebih saat dirinya hanya mendapat gelengan semata. Tubuh ringkih Hapsari hampir terjatuh kala bebannya tak kuasa ia tahan lagi. Beruntung Gatra sigap menangkap tubuh istri komandannya itu.

"Maka dari itu, kita selidiki terlebih dahulu ya, Ibu, mohon kerja samanya." Tuturnya sembari menuntun Sadiman pergi menjauhi rumah.

Hapsari menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak mungkin. Ini semua pastilah hanya mimpi! Mimpi buruk yang dengan isengnya mendatangi manusia.

"SUAMI SAYA NGGAK BERSALAH!" Teriaknya berusaha menghalau Sadiman dan pihak tersebut sementara tubuh ringkihnya ditahan oleh Gatra.

"Suami saya nggak mungkin melakukannya, Pak..." Setelah mengucapkan hal tersebut, tubuh Hapsari seketika melemas dan kesadarannya hilang.

Gatra dengan ekspresi datarnya mengangguk menatap Sadiman dan sesaat setelah pria itu dibawa pergi, tangan kekar berurat miliknya mengangkat tubuh istri sang komandan itu ke atas sofa di depan televisi. Ia tidak berani masuk ke kamar Sadiman dan Hapsari, baginya itu bukan merupakan ranahnya.

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang