56 | Kedatangan Tamu (A)

18.3K 2.6K 143
                                    

DOUBLE UP SPESIAL KEMERDEKAAN 🇮🇩!! Mohon vote dan spam komen yang asik ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DOUBLE UP SPESIAL KEMERDEKAAN 🇮🇩!! Mohon vote dan spam komen yang asik ya!

Baca cerita ini GRATIS, bayarnya pake gerakan jempol doang ko huhu🙏

____________

Tak ada wanita manapun yang mau bahkan membayangkan melakukan hal yang memalukan di hadapan orang yang diam-diam ia taruh hati. Begitu juga dengan Kana, malu luar biasa itu menyapa di kala hari ini adalah harinya mendapat tamu bulanan!

"Ada apa emang sama tanggal tujuh belas?" Tanya Gatra. "Kayaknya bukan tanggal ulang tahunmu, Pak Sadiman atau Ibu Hapsari. Ada hari penting lain?"

Sebagai ajudan yang mengabdi bertahun-tahun, tentunya Gatra sudah hafal betul kebiasaan bahkan tanggal-tanggal sakral bagi keluarga Pratanegara. Tanggal kelahiran komandannya, kelahiran Ibu Hapsari, bahkan kelahiran putri mereka.

Mereka biasa merayakan bersama. Bukan hanya ulang tahun anggota keluarga yang dirayakan, ulang tahun Gatra yang notabenenya hanya ajudan mayor jenderal saja dirayakan dengan sederhana di sebuah restoran atau bahkan rumah mereka.

Pikiran Gatra melayang ke beberapa tahun silam, mengingat kenangan baik keluarga berhati mulia yang nasibnya tidak sebaik perilaku mereka.

Kana menggeleng, "Nggak ada ulangtahun siapa-siapa emang," Jawabnya. "Emang tugas ajudan juga ya ngingetin ulang tahun jenderalnya?" Tanya Kana sewot.

"Bukan begitu," Ujar Gatra singkat. "Terus ada apa?"

Kana dengan raut paniknya menatap Gatra, semalu apapun dia, satu-satunya pria yang mampu memberikan bantuan padanya hanyalah Gatra. "Om janji jangan ilfeel terus langsung kabur ya kalo aku kasih tau?"

"He em," Pria itu mengangguk, "Saya sama kamu udah terikat, nggak segampang itu kaburnya."

Kana memajukan bibirnya, "Sempet-sempetnya gombal!" Celetuknya salah tingkah.

Kekehan keluar dari bibir Gatra, "Apanya gombal? Liat jarimu ada cincin nikah kita."

"Ah," Gumam Gatra lagi, "Saya lupa 'kan udah kamu copot."

"Ih! Bahasnya kemana-mana deh!" Protesnya, "Aku copot biar nggak ketahuan sama temen-temenku. Nanti ada momen sendiri buat ngasih tau mereka kalo aku berhasil jadi istrinya ajudan ayahku yang selama ini aku sa-"

"Sa.. ?" Tanya Gatra menunggu kelanjutan ucapan istrinya.

...yang.

Gila, Kana bodoh! Hampir saja ia keceplosan memberitahu Gatra kalau selama ini ia menaruh hati padanya. Dimana Kana dapat meletakkan mukanya kalau ia jatuh cinta pada ajudan ayahnya sendiri saat itu?

Walaupun seharusnya Gatra bisa menangkap sinyal cintanya dengan kecupan pertama yang nekat Kana labuhkan sebelum pria itu pergi dulu. Namun, Kana tak berani membahasnya karena rasa malu itu ternyata menggerogoti hatinya.

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang