[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!]
"Ayo pengajuan," Suara berat itu berhasil membuat mata lawan bicaranya sontak terbelalak.
"Tapi..." Kana menggantungkan kalimatnya, "Aku nggak mau semua ini cuma karena Ayah," ucapnya lesu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vote sampai 2k baru lanjut karena part ini terpanjang di Dara Ajuan, bisa nggak?😁
__________
Testimoni Time!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yok yok yang mau bisa wa 0896032104731 atau ig @mowteaslim.
_____________
Vommentnya jangan lupa ya, happy reading.
_____________
Mata Kana berusaha mati-matian untuk terpejam, rasanya tidur di sekitar Gatra itu adalah hal yang menyusahkan. Bagaimana tidak menyusahkan? Jantungnya terus berdegup melebihi tempo normalnya.
Kepalanya bergerak menoleh dan melirik Gatra yang sudah terpejam di lantai yang diberi alas kasur kecil untuk tempat istirahat suaminya itu. Kana meringis melihatnya, tidak tega menyaksikan Gatra tidur dengan kondisi yang tidak nyaman.
Perlahan, Kana berjingkat menghampiri suaminya di bawah ranjang. Gadis itu duduk dengan alas kakinya sendiri dan lagi-lagi meringis menatap Gatra yang sudah terlelap.
Gatra 'kan suaminya? Mengapa harus tidur pisah ranjang begini?
Ck...Ck...
Suara bertempo entah darimana masuk begitu saja ke telinga Kana. Di tengah malam menjelang pagi seperti ini rasanya agak aneh bila ada tetangganya yang masih beraktivitas. Kalau bukan orang lalu suara apa?
Matanya menyelidiki ke arah luar jendela. Menyingkap sedikit gorden yang menutupi jendela kamarnya. Nihil, tak ada sesuatu yang mencurigakan.
Ck...Ck...Ck...
Suara itu semakin terdengar jelas. Kana yang sangat parno membuat indra pendengarannya jauh semakin baik. Suara sekecil apapun bahkan kini mampu ia dengar kala ia ketakutan dan waspada.
Pasrah mencari tahu suara apa itu, akhirnya dengan berat hati Kana menghampiri Gatra yang terpejam itu lagi. Ditepuk pelan jemari pria tampan itu agar ia segera bangun.
