101 | Teka-teki di Stasiun

6.8K 652 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alhamdulillah SOLD OUT! Yuk ikut pre-order sekarang! Ada promo khusus preorder loh🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alhamdulillah SOLD OUT! Yuk ikut pre-order sekarang! Ada promo khusus preorder loh🥰

💕Shopee/ig : mowteaslim
💕 WhatsApp : 0896032104731

______________

Playlist ⏯️ Tak Mungkin Ku Melepasmu (Cantika Abigail)

Dan tak mungkin untuk kita bersama…’
______________

Chapter ini panjang, jgn pelit vote komennya kalo masih tetep mau diupload GRATIS di wattpad ya

______________

"Yan," Panggil Kana pada Rayan yang sudah siap dengan topi hitamnya. Kali ini, ia bersedia membantu Kana memecahkan teka-teki teror pesan aneh itu secara ikhlas. Tidak seperti biasanya, Rayan membantunya tanpa ada rasa tertekan sama sekali.

Kana melirik arloji di pergelangan tangannya, "Udah lewat dua jam kita di sini," Gerutu Kana. "Kita berdua di stasiun kaya anak ilang, jangan-jangan kita ditipu ya?"

"Lah... nggak tau," Ucap Rayan tak ingin disalahkan. "Dia 'kan bilang janjian disini."

Decakan keluar dari bibir ranum Kana. Bisa-bisa ia pulang telat dan membuat suaminya curiga lagi kalau begini. Jelas-jelas Kana menyembunyikan semuanya dari Gatra mengenai apa yang ia lakukan di belakangnya.

"Eh, jangan deket-deket deh, Yan, bau parfum mu tumben nggak enak sih?" Tanya Kana sembari menutup hidungnya. "Emang parfum cowok paling enak punya suami gantengku doang."

"Dih?" Rayan mendelik mendengar itu. "Ini parfum ku pake dari jaman penjajahan dan kamu baru protes baunya sekarang?"

Kana menggidikkan bahunya, "Ya baru kecium, nyengat banget."

"Yaudah mangkanya cepetan biar bisa cepet pulang kalo nggak mau nyium bau harumku ini."

"Aku udah nelfon nggak diangkat," Ucap Kana dengan lirikan pada ponselnya. "Ditipu fix. Pulang aja yuk daripada aku dimarahin Abang."

"Anjay Abang," Ledek Rayan yang masih merasa asing kala Kana yang biasa menyebut 'Om' berubah drastis menjadi lebih manis. "Orang Jawa sok-sokan manggil Abang."

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang