79B | Mertua Tak Selalu Sama

10.2K 1.1K 174
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alhamdulillah habis bener2 habis tanpa sisa, kita open pre-order lagi shayyy, nanti produk yg dikirim ke kamu fresh bgtt🥰 yuk order ke shopee mowteaslim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alhamdulillah habis bener2 habis tanpa sisa, kita open pre-order lagi shayyy, nanti produk yg dikirim ke kamu fresh bgtt🥰 yuk order ke shopee mowteaslim

____________

Playlist ⏯️ Rela

Vomment ya kakak kakak cantik dan ganteng, ni chapter udh aku lebihin loh

Mau liat video cuplikan dara ajudan di ig aku @ fridaywattpad, jgn lupa follow

_____________

"Bu... Ternyata pernikahan nggak seindah itu ya?" Gumam Kana sembari menatap foto dirinya berdiri di samping Hapsari muda yang tampak anggun dengan kebaya. "Pantes Ibu nggak suka sama berita pernikahan muda, ternyata emang nggak mudah."

Gadis itu menaruh kepalanya di atas meja dan melamun menatap jendela hotel. Hari sudah menjelang pagi, tapi Gatra belum nampak juga batang hidungnya.

"Tadi Kana ketemu ibu mertua Kana, Bu, Mamanya Om Gatra. Orangnya baik kok, Bu, keliatan banget beliau sesayang itu sama anak-anaknya," Gumam Kana lagi seakan bercerita dengan mediang Ibunya. "Mungkin kalo ibu masih di sini, kalian bisa jadi besan yang baik."

Kana terdiam sejenak ketika pikirannya melayang pada kejadian dini hari dimana lagi-lagi Mak Samil memaki dirinya. "Tapi, Bu... Mungkin kesalahan yang Kana perbuat terlalu fatal. Ibu mana yang mau anaknya diseret ke nasib hidup Kana yang kurang baik begini 'kan? Wajar kalo ibu mertua Kana marah."

Ya, gadis itu masih terus berbicara hal positif sendirian. Seakan dirinya sedang berbicara dengan ibunya di alam lain. Menceritakan tentang perjalan hidup semenjak ibu dan ayah angkat kaki dari rumah dan tak akan pernah lagi kembali.

"Wajar nggak sih, Bu, kalo hati Kana kadang sakit denger omelan Mamanya Om Gatra? Kadang kaya kegores gitu, Bu rasanya, nyesek, mata Kana panas begitu aja."

Matanya berlinang lagi. Biasanya ibunya lah tempat ia bercerita. Namun kini, hanya bayangan yang ia cipta sendiri untuk sebuah kenyamanan.

"Iya emang, Kana tau kok Kana yang salah. Seharusnya Kana bisa nerima respon hati seorang ibu yang terluka 'kan?" Tanya Kana dengan senyum tipisnya. "Tapi hati Kana ngga bisa bohong kalo rasanya sakit, Bu..."

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang