[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!]
"Ayo pengajuan," Suara berat itu berhasil membuat mata lawan bicaranya sontak terbelalak.
"Tapi..." Kana menggantungkan kalimatnya, "Aku nggak mau semua ini cuma karena Ayah," ucapnya lesu...
Tdnya ga mau update Minggu ini, cuma ada pembaca yg dm panjang lebar dan kasih tau aku seberapa dia nungguin Om Gatra dan Kana. Dia pengen dukung aku di Karyakarsa tp dia blg belum mampu🥹 dia cm bisa baca di wattpad.
Aku terharu sama kata-katanya yg manis dan menyentuh hatiku, so hari ini aku update buat dia. Thank you for your kindness 💕 kalo kamu baik, aku jg bakal baik ke kamu
____________
Playlist ⏯️ Mencintaimu (Covered by Morgan Oey ft Claresta) ‘Mencintaimu, seumur hidupku.'
Warning ⚠️
___________
"Eh iya, Om," Panggil Kana tiba-tiba dengan sorot teduh netranya kala menatap sang suami, "Aku baru keinget sesuatu deh. Kalo nggak salah waktu itu Om Patra ngasih hadiah pernikahan kita. Dia ngasih apa? Kok aku nggak tau?"
Sontak saja pertanyaan random itu membuat Gatra terkejut, tentu ia tak akan lupa mengenai hadiah kurang ajar tersebut. Dari sekian banyak pertanyaan mengapa istrinya mempertanyakan kado tersebut?
"Enggak penting itu, bercanda aja dia," Jawab Gatra tak ingin memberitahukan sang istri mengenai hadiah apa yang Patra berikan saat akad nikah mereka dulu.
Lagi pula untuk apa Kana mengetahuinya? Gatra bisa memenuhi hak istrinya tanpa benda sialan itu juga.
Kana menggeleng tidak percaya. Jelas-jelas saat itu ia melihat Om Patra memberikan sesuatu pada suaminya, bisa-bisanya Gatra masih berusaha berbohong, "Om... yang nikah 'kan kita berdua. Masa hadiahnya buat Om Gatra doang? Kalo gitu mending Om Gatra nikah sendiri aja, ngapain ngajak-ajak aku."
Baiklah, Kana akan selalu menjadi Kana yang keras kepala dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Sepertinya Kana sudah tak bisa dibohongi sekarang. Lagipula, Gatra tak suka berbohong, apalagi pada istrinya sendiri.
