chpt 10 : our magic

228 40 6
                                    

👣 hai guys, jangan lupa vote dan komentar di setiap chapter ya. Karena setiap vote dan komentar akan berharga bagiku.👣

✨jangan lupa ucapkan 'Alohomora'✨

Aku terus mengikuti kemana Prof. Severus berjalan, langkah kaki ku sengaja tidak aku percepat maupun aku perlambat. Alunan hentakan kakinya dengan tempo yang kali ini tidak terlalu cepat membuatku bisa menduga jika Prof. Severus tidak akan memarahiku, mungkin dia akan memaklumiku. Atau mungkin saja ia tidak akan memarahiku hanya memberiku tugas ganda seperti sebulan yang lalu setelah aku ketahuan diam-diam pergi ke Diagon Alley untuk bertemu dengan si Tudung Maroon yang sialnya ia tidak datang-datang hingga membuatku menunggu sampai jam malam dimulai.

"Severus, Rosie." Seseorang yang suaranya sangat aku kenali menyapa kami berdua.

Aku mendongak ke atas melihat Paman Berjanggut Putih sedang berdiri di hadapan kami. Sepertinya kami tak sengaja berpapasan. Mata Paman langsung tertuju kepadaku.

"Well, kali ini ada apa lagi Severus?" tanya Prof. Dumbledore santai.

"Hutan Terlarang, Professor." Jawab Prof. Severus langsung to the point.

Paman menggeleng perlahan dan berdecak kecil, "Astaga, Rosie. Bukankah ku sudah katakan kepadamu berkali-kali jika ingin pergi ke sana ajaklah Hagrid. Itu akan lebih baik demi keselamatanmu, bukan?"

Aku mengangguk lirih dan menyesali perbuatanku. Entah mengapa aku selalu merasa sedih jika aku mengecewakan Paman.

"Kalau begitu, kau boleh bebas menghukumnya, Severus. Tetapi tolong biarkan nanti saat setelah jam makan malam ia menemuiku di ruanganku." Mata Paman berubah tertuju pada Prof. Severus.
Prof. Severus mengangguk mengerti.

Lalu mereka entah mengatakan tentang apa, yang jelas saat itu aku baru menyadari jika selama ini ada Harry di balik tubuh Paman. Dan juga tak jauh dari sana, aku juga melihat Pansy yang menggandeng erat Malfoy dan mereka tertawa berdua disana entah karena apa.

"So, kali ini kenapa kau disana, Rosie?" tanya Harry tiba-tiba.

Aku mengendikkan kedua pundakku lirih, "Bosan, I guess." Aku melirik ke arah Pansy dan Malfoy. Pemandangan itu sungguh memuakkan.

Sepertinya Harry mengetahui itu, "Well, jika kau bosan dengan hal seperti itu, kau bisa ke asrama Gryffindor untuk menemui kita." Tentunya yang ia maksud kita adalah dia, Ginny, Hermione, dan juga Ron.

"Dan aku akan menjadi lilin untuk double date kalian?" sindirku kecil.

"M-m-maksudmu?" tanya Harry sedikit gugup.

Aku pernah tak sengaja melihat masa depan Harry dengan Ginny beberapa waktu yang lalu, itulah mengapa aku tidak pernah terbawa perasaan lagi dengan Harry kendati juga percuma jika ternyata hanya menjaga jodoh orang lain bukan.

"Rosie," Paman memanggilku.

"Ya, Professor." Jawabku cepat dan mendongak kembali untuk menatapnya.

"Kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan, mengerti?"

Aku mengangguk cepat. "Tentu saja, Professor."

Paman tersenyum tipis ke arahku. Ia memutar wajahnya kembali ke Prof. Severus. "Severus, tolong jaga Rosie baik-baik, aku titipkan dia kepadamu hingga nanti setelah jam makan malam."

Prof. Severus mengangguk mengerti. Kemudian kami mulai berbelok menuju ke lapangan tempat pertandingan Quidditch dimainkan. Aku mengerutkan keningku saat mencoba menebak jalan pikiran Professor Severus. Dan saat kami berada di tengah lapangan dia seketika membalikkan badan dan meletakkan tongkatnya di dadanya.

WHO LOST (sequel PURE-BLOOD; a secret story in Hogwarts)Where stories live. Discover now