chpt 17 : everything, in time

176 30 1
                                    

👣 hai guys, jangan lupa vote dan komentar di setiap chapter ya. Karena setiap vote dan komentar akan berharga bagiku.👣

✨jangan lupa ucapkan 'Alohomora'✨

Perbincangan ini menjadi canggung setelah George Weasley melemparkan pertanyaan yang pernah di ucapkan oleh Fred dulu. Aku meneguk salivaku berat, mataku terperangkap oleh matanya yang begitu mengintimidasi.

"Dan kau tahu siapa yang mematahkan pertanyaan Fred saat itu? Prof. Lupin, dia bilang jika anak Ramystha tidak akan mengkhianati keluarganya." Lanjut George yang merubah wajahnya menjadi lebih santai.

"Well, Ms. Darkleys. Prof. Lupin dekat sekali dengan ibumu dulu. Kau mungkin pernah bertemu dengannya saat kecil, tapi kau pastinya lupa karena dia menghilang bertahun-tahun karena sesuatu hal." Timpal Prof. Minerva padaku.

Aku sedikit ingat sedikit lupa. Mungkin suatu saat nanti aku bisa mengingatnya.

Lalu pembicaraan berganti dengan George yang ijin pamit untuk pulang. Kami melepas kepulangan George dengan pelukan. Setelahnya Hagrid membawa tubuhku sesuai perintah Prof. Minerva untuk menuju menara Headmaster mengikuti Prof. Minerva yang membawa lentera kecil. Chelsea menaiki pundak Hagrid sejak kami meninggalkan gubuk Hagrid.

Sepanjang perjalanan, Prof. Minerva mengatakan tentang dirinya yang terpilih menjadi kepala sekolah dan bagaimana kejuaraan Quidditch beberapa tahun kemarin. Hagrid sesekali menimpali sembari terus menggendongku hingga kami sampai di ruangan Headmaster. Hagrid langsung undur diri karena katanya besok ia harus melakukan panen di kebunnya, dan akhirnya tinggal lah aku bersama Prof. Minerva berdua.

"Aku meminta bantuan Madam Pomfrey dan Prof. Horace Slughorn untuk membuatkan potion untukmu, Ms. Darkleys. Tetapi potion ini masih belum sepenuhnya bisa membuatmu kembali seperti semula. Potion ini hanya bersifat sementara." Ucap Prof. Minerva sembari menuangkan potion ke sebuah cangkir.

Ia membawakan tersebut kepadaku dan membantuku untuk minum. Lalu dia duduk disampingku. "Coba bicaralah sesuatu," perintahnya padaku. Ia menatapku berharap.

Mataku membulat cepat. Potion ini tidak terasa seperti potion. Aku bahkan tidak merasakan rasanya. Hanya seperti air tawar saja.

"Bicaralah, Ms. Darkleys." Perintahnya lagi.

"P-P-Professor," ucapku sangat lirih namun lebih jelas daripada yang tadi.

Aku terkejut bukan main. Apa aku benar bisa berbicara lagi?!

Prof. Minerva menatapku senang. "Coba lagi, Ms. Darkleys."

"Pr-Professor Min-Minerva..." ucapku tertatih-tatih.

Mata Prof. Minerva berkaca-kaca melihatku.

"Aku... minta maaf..." Air mataku menetes deras.

Aku tidak pernah menyangka bisa berbicara lagi.

Prof. Minerva langsung memelukku dan mengangguk cepat. "Tentu sayangku, tentu Ms. Darkleys... Aku akan memaafkanmu. Kami semua memaafkanmu."

Selang beberapa lama kemudian, setelah Prof. Minerva membantuku untuk berlatih berbicara, ucapanku lumayan lancar daripada sebelumnya. Meskipun terbilang lambat, tetapi pelafalannya sudah terdengar jelas.

"Well, congrast Rosie." Suara yang aku rindukan itu terdengar.

Aku menoleh ke salah satu pigura dan terkejut bukan main saat melihat Paman Berjanggut Putih ada disana. Astaga, aku lupa jika aku berada di Headmaster Office, tentu saja aku bisa melihat pigura Paman di pajang di tempat ini.

WHO LOST (sequel PURE-BLOOD; a secret story in Hogwarts)Where stories live. Discover now