chpt 29 : peek-a-boo

187 21 6
                                    

"Aku tidak percaya kau begitu gila, Rosie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak percaya kau begitu gila, Rosie."

Harry sedari tadi berdecak kagum terhadap keahlianku dalam menyetir mobil. Sebenarnya ini keahlian yang diturunkan dari orang yang sangat aku benci, ya dari Daddy-ku, Aaron Ollivander. Meskipun membencinya aku sebaiknya berterima kasih padanya karena telah mengajarkanku mengebut saat kami mengelilingi dunia dulu. Berkat ajarannya itu, aku mampu membawa kami semua kabur dari kejaran mobil hitam tadi dengan lihai.

Meskipun kami telah berhasil menjauh dari mobil yang mengikuti kita tadi, tapi kita tetap was-was bahkan pada saat kami hendak memasuki stasiun kota. Dan kami cukup terkejut tiba-tiba saja di depan pintu masuk stasiun kota, mata kami semua mendapati Chelsea sudah berada disana dengan sebuah kantong. Aku langsung menghampiri Chelsea dan melihat ke dalam kantong yang dibawa oleh Chelsea.

"What the hell, yang benar saja Chelsea!" ucapku kegirangan saat mengetahui apa yang dibawa Chelsea. Aku memperlihatkan apa yang dibawa Chelsea kepada mereka bertiga.

"Well Chelsea, seharusnya kau daritadi datangnya karena kita-"

Buk.

"It's not too late at all, Ron. Ini waktu yang tepat malahan." Mata Hermione terlihat berbinar-binar dan langsung merebut lenganku.

Hermione membawaku pergi berlari segera memasuki toilet wanita. Dia melepaskan lenganku dan langsung menaiki wastafel. Dia mematikan cctv dengan sebuah mantra. Hermione memintaku untuk mengunci pintu toilet itu agar tidak ada seseorang yang masuk.

"Colloportus!" ucapku sembari melayangkan wand-ku.

Saat aku membalikkan badanku, aku melihat Hermione tengah mengeluarkan alat untuk membuat potion-nya. Hermione lalu meminta beberapa helai rambutku untuk dimasukkan ke dalam salah satu potion itu yang tak lain adalah Polyjuice potion. Kemudian Ia memasukkan beberapa helai rambut miliknya juga.

"Kau akan menjadi aku, dan aku akan menjadi dirimu, Rosie." ucapnya sembari terus mengaduk potion untuk kami.

Aku mengangguk mengerti.

"Aku akan pergi bersama Ron dan kau akan bersama Harry menaiki kereta. Kita semua akan bertemu di stasiun berikutnya atau berikutnya lagi, tergantung bagaimana posisinya nanti. Jika kau rasa sudah aman, kau bisa berhenti di salah satu stasiun dan tunggu aku dan Ron disana." jelas Hermione sampai akhirnya potion itu selesai.

"Ini minumlah," ucap Hermione sembari memberikan potion itu padaku.

Kami berdua pun berubah menjadi satu sama lain. Setelah itu kami saling bertukar pakaian dan juga aksesoris tentunya. Tapi satu hal yang tidak ingin aku berikan padanya. Cincin pernikahanku dengan Draco. Aku menjadikannya kalung untuk aku pakai di balik baju milik Hermione.

Kami kemudian keluar dan tanpa banyak bicara sesuai rencana, aku langsung menggandeng Harry pergi. Aku sambil berbisik menjelaskan rancana yang Hermione buat. Kami langsung masuk menaiki kereta yang datang paling cepat dan kebetulan Harry telah memiliki tiket kereta yang baru saja hendak berangkat. Aku melangkah masuk bersama Harry. Kami berdua duduk di tempat duduk kami. Kami saling berdiam diri sembari berkonsentrasi.

WHO LOST (sequel PURE-BLOOD; a secret story in Hogwarts)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang