chpt 33 : karma?

160 18 1
                                    

Aku kira tempat ini akan lebih indah jika dikunjungi di siang hari, disaat matahari penuh memancarkan sinarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku kira tempat ini akan lebih indah jika dikunjungi di siang hari, disaat matahari penuh memancarkan sinarnya. Tetapi saat laki-laki itu membawaku kesini disaat gelap gulita pun, suara deburan ombak, cahaya rembulan bersamaan dengan langit yang dihiasi oleh cahaya-cahaya kecil yang membentuk rasi bintang. Tempat ini sangat syahdu. Aku tidak menyangka akan setenang dan senyaman ini di dekapan dinginnya angin laut.

Sejak setelah kami berdua sampai di tempat ini, tatapanku selalu terfokuskan kepada rasi-rasi bintang yang masih terpampang di atas langit malam ini. Ditemani oleh lentera kecil yang telah laki-laki itu berikan mantra, kami pun diam membisu sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku yang sedang sibuk menata perasaanku sedangkan laki-laki itu yang sedari tadi secara terang-terangan memperhatikanku dari samping entah apa yang dipikirkannya.

"Ini pertama kalinya kau datang ke pantai saat malam hari bukan?" tanyanya menebak ekspresi tenang yang tergambar di wajahku.

Aku mengangguk mengiyakan. "Daddy bilang tidak akan aman jika kami mengunjungi pantai malam-malam, dan tentu saja itu disebabkan karena kami keluarga kerajaan." jawabku disertai penjelasan.

"Aku sangat lemah terhadap pelajaran Astronomy, jadi aku hanya bisa melihat bintang sebagai penghias langit malam saja." Dia ikut mendongak ke langit sepertiku.

Aku tertawa kecil. "Tak apa, selama membaca langit bukan tugas hidupmu sehingga meskipun lemah pun tidak apa-apa."

Lalu aku mendengarnya menarik napas dan membuangnya secara perlahan. Terdengar seperti kelegaan, "Akhirnya kau bisa tertawa sedikit."

Aku menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan penuh maksud.

"Harry memberitahuku jika kau bertemu dengannya lagi di London. Dan saat aku memastikanmu di kamar tadi, kau terlihat sangat larut dengan pikiran yang berat." Dia mengalihkan pandangannya dari arah langit menuju diriku. "Jadi bagaimana menurutmu? Setelah hampir 10 tahun, bagaimana rasanya berinteraksi dengannya lagi?"

Aku meneguk salivaku berat. Aku kemudian menghirup udara sebanyak mungkin hingga memenuhi seluruh bagian paru-paruku dan menghembuskannya perlahan.

"Sangat menyedihkan itu pasti. Namun, aku juga merasa sakit karena hanya aku yang mengingat semua moment yang telah kita habiskan bersama..." dua kalimat itu benar-benar sangat sulit aku ungkapkan.

"Tentu saja sangat menyakitkan bagimu, padahal kau yang meng-obliviate kami semua tetapi justru laki-laki yang sangat kau cintai yang hilang ingatan." celetuk laki-laki ini cepat.

"Aku rasa aku mendapatkan karma sekarang," celetukku sembari sedikit menertawakan nasibku.

"Tapi melihat bagaimana hidupnya sekarang ini, rasanya dia terlihat lebih bebas ketimbang sebelumnya. Dia terlihat berwarna. Benar bukan? Dia lebih sering tersenyum dan tertawa sekarang." Ucap laki-laki itu yang tak lain adalah Anthony Goldstein. Temanku sekaligus adik tingkat dari kakakku Xander di Ravenclaw.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WHO LOST (sequel PURE-BLOOD; a secret story in Hogwarts)Where stories live. Discover now