chpt 21 : memory keeper

145 23 11
                                    

"Apa kau benar-benar yakin, Rosie?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa kau benar-benar yakin, Rosie?"

Aku menoleh ke arah Hermione yang saat ini menggantikan ku dengan menggunakan Polyjuice potion. Ia sudah berada di posisi, di atas ranjang Hospital Wing tempatku terbaring tadi.

Aku mengangguk yakin, "Tentu saja."

"Bukankah lebih baik kau membawa seseorang untuk bersamamu, Rosie? Kau tahu kan, tempat itu sedikit berbahaya. Terlebih lagi kita adalah tamu disini," ucap Ron Wesley mengingatkan.

"Aku akan ikut denganmu." Ucap Harry menyerahkan dirinya padaku.

Aku menggeleng cepat. "Aku sudah berjanji untuk tidak membawa siapapun jika pergi ke tempat itu, maafkan aku teman-teman."

Harry melirik ke arah Chelsea. "Bisakah kau membawanya ke sana?"

"Aku rasa Chelsea sebuah pengecualian."

Chelsea langsung hinggap di lenganku. Aku menyentuhnya dengan lembut. "Temui aku di sana, kau tentunya tahu bukan bagaimana menuju ke sana?"

Chelsea menatapku seakan mengatakan, 'Aku akan menunggumu di sana'.

Chelsea kemudian pergi meninggalkanku terlebih dahulu. Setelahnya aku berpamitan dengan mereka semua dan mulai berjalan menuju tempat itu. Tempat yang sangat aku rindukan. Tempat peristirahatan ku. Tempat kita berdua melupakan segala hal yang terjadi di luar sana. Tempat kita berdua bisa leluasa bersama.

Aku melepaskan Cloak of invisibility milik Harry saat aku berhasil memasuki ruangan ini. Pandanganku tertuju langsung pada ranjang itu. Bukan karena Chelsea berada di atasnya. Tetapi aku melihat Malfoy di sana. Tertidur pulas di sana. Tentu saja itu bukan Malfoy yang asli. Itu hanyalah ingatanku.

Chelsea memiringkan kepalanya. 'Rosie, sadarlah.'

Segera aku menyadarkan pikiranku. "Terima kasih, Chelsea." Aku mengusap lembut pucuk kepalanya.

Aku mendudukkan tubuhku di atas ranjang itu. Aku menjatuhkan tubuhku di atasnya. Aroma ini. Aroma yang sangat aku rindukan ini. Aku memejamkan kedua mataku. Terulang lagi bagaimana Malfoy biasanya terbaring di tempat ini, dengan buku di genggamannya ia selalu membiarkanku untuk tidur di pangkuannya.

"Apa kau tidak bosan belajar, Draco?" tanyaku berceletuk saat itu.

Dia tak merespon ku, sepertinya dia sengaja.

"Oh ayolah, Draco. Apa kau akan menyia-nyiakan diriku seperti ini?" tanyaku lagi berusaha mengganggunya.

Dia masih tak berkutik.

"Ah... sepertinya lebih asik jika aku bersama Harry dan teman-temannya. Bukankah mereka mengajakku ke Diagon Alley hari ini?" ucapku sembari bangkit dari posisiku.

WHO LOST (sequel PURE-BLOOD; a secret story in Hogwarts)Where stories live. Discover now