chpt 11 : it was our secret

214 34 8
                                    

👣 hai guys, jangan lupa vote dan komentar di setiap chapter ya. Karena setiap vote dan komentar akan berharga bagiku.👣

✨jangan lupa ucapkan 'Alohomora'✨

Sepanjang malam aku terus terdiam teringat dengan apa yang telah terjadi kepadaku seharian ini. Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran Professor Severus, mengapa dia tiba-tiba mengajakku untuk berduel daripada menghukumku karena melanggar larangan untuk pergi ke Hutan Terlarang. Dan juga bagaimana dia bisa tahu jika aku pergi kesana yang mana seharusnya dia tengah mengisi pelajaran di kelas untuk pemula. Jelas-jelas saat itu aku melihatnya sedang mengajar di kelasnya sebelum aku memutuskan untuk pergi ke Hutan Terlarang. Aku tidak salah lihat, sungguh.

“Stt.. Rosie,”

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri. Aku tidak menemukan siapapun disini. Tetapi aku juga tak salah mendengar seseorang sedang memanggilku.

“Rosie, ini aku Harry.” bisiknya tepat di telinga kiri ku.

“Astaga Demi Janggut Merlin!” ucapku terkejut bukan main.

“Kenapa kau kemari, Harry.” Bisikku sambil memandang lurus kedepan. Aku tidak ingin menebak dia sedang berada di mana.

“Bisakah kau menutup tirai agar aku bisa melepas jubah ini?” bisiknya tepat di telinga kiri ku.

Aku mengangguk mengerti. Aku mengambil tongkatku yang aku letakkan di bawah bantal tidurku dan menggunakan mantra lokomotor seperti biasanya, karena aku tidak bisa menggerakkan kakiku. Setelah tertutup sempurna, Harry melepaskan jubah tak kasat matanya dan dia mengambil tempat untuk duduk di sampingku.

Muffliato,” lirihku untuk keamanan kami.

So, Harry apa yang membuatmu kesini?” tanyaku padanya santai.

“Bagaimana kabarmu?” tanya Harry kepadaku. Aku rasa dia hanya basa-basi. Karena dia sebelumnya sudah ke sini dengan Hermione dan juga Ron Weasly setelah jam makan malam.

Well, aku rasa bukan itu yang ingin kau ketahui Harry. Kau sudah kesini tadi bersama rombonganmu dan juga kau menanyakan hal yang sama seperti tadi.” Aku tersenyum gamang kepadanya.

Dia menggaruk kepala belakangnya salah tingkah.

“Baiklah, aku rasa kau memang tidak mudah di tipu sama seperti Hermione. Apakah ini karena keterlibatan IQ tinggi?” dia berusaha mencairkan suasana.

Aku tertawa kecil. “Well, Harry apa yang ingin kau ketahui saat ini?”

“Apakah kau bisa melihat masa depan, Rosie?”

Deg.

What?

Aku terdiam cukup lama.

Aku berusaha merangkai kata.

“Kalau aku bisa, apa yang ingin kau ketahui Harry?” tanyaku mencoba terlihat sebiasa mungkin.

“Apa arti perkataanmu saat itu, Rosie?” tanyanya padaku.

“Yang mana?” aku sungguh lupa.

“Maksudku tentang adik Ron.” Ucapnya setengah berbisik.

Sungguh jika bukan karena Madam Pomfrey yang sudah memberikan obat pereda nyeri yang bercampur obat penenang kepadaku, aku akan tertawa terbahak-bahak melihat wajah Harry yang terlihat sedang merah padam ini.

Well, kau tahu aku pernah pergi ke Diagon Alley sebulan yang lalu bukan?” aku memulai sebuah skenario sebagai alibi tentunya.

Dia mengangguk cepat.

WHO LOST (sequel PURE-BLOOD; a secret story in Hogwarts)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang