chpt 32 : enough, Rosie.

105 12 2
                                    

Jika Tuhan itu adil, apakah aku akan mendapatkan hasil yang memuaskan setelah segala perjuanganku ini? Atau... haruskah aku mendapatkannya di kehidupanku selanjutnya?

"Rosie, apa kau yakin tidak akan memakannya?" ucap Hermione Granger tanpa mengetuk pintu ruangan ini.

"Sttt... Sebaiknya kau diam terlebih dahulu, Hermione." Harry menghentikan omelan Hermione padaku.

Aku masih terdiam dan mencoba mencerna apa yang telah terjadi. Karena tiba-tiba saja aku terbangun di sebuah ruangan yang aneh yang tidak pernah aku datangi sebelumnya. Beberapa saat yang lalu saat aku membuka kedua mataku, mereka semua mengelilingiku. Golden Trio, seorang wanita tua yang mengaku sebagai istri dari Prof. Newt Scamander. Aku terus terdiam membisu menunggu hingga Kakek Newt sendiri yang kesini.

"Apakah dia baik-baik saja, Harry?" Hermione menatapku lamat-lamat dari jauh. Aku bahkan bisa merasakan tatapannya seakan-akan menyentuhku.

"Semoga saja. Dia sama sekali tidak merespon apapun yang aku tanyakan ataupun yang aku lakukan." bisik Harry pada Hermione. "Bagaimana penyelidikannya? Apakah kau tahu siapa dalangnya?"

"Entahlah, apakah ada yang sedang membencimu lagi, Harry?" tanya Hermione pada Harry.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya Harry pada Hermione seakan tersinggung akan perkataan Hermione sebelumnya.

"Bukankah kau dulu saat di Hogwarts dibenci oleh banyak anak? Tidakkah kau dulu ingat kami teman-temanmu di jaili oleh orang-orang yang membencimu, bahkan termasuk Rosie." Hermione terus mengomel kepada Harry.

"Tapi sekarang sudah berbeda. Aku yang mengalahkan Voldemort. Mereka pasti-"

"Iya iya... percaya deh kalo situ yang ngalahin You-Know-Who." Hermione memotong cepat ucapan Harry.

Cklek.

"Rosie! Kau sudah disini, Nak?!"

Suara berat itu. Aku pernah mendengarnya.

Aku langsung menoleh ke asal suara dan mendapati sosok yang sangat lama tidak aku temui. Sosok yang pernah hadir di masa kecilku, membantuku dengan segala ilmunya. Membantuku mengetahui mengapa aku harus mempertahankan rumah kaca yang ada di mansion-ku di Peranciss. Siapa lagi kalau bukan Kakek Newt Scamander.

"Kau sudah datang, Kakek?" sapaku dengan wajah yang sangat lelah. Mataku terasa sangat berat dan juga senyumku tak mampu lebar untuk menyambut kakek.

"Iya aku sudah datang, Nak." Kakek Newt berjalan tertatih berusaha menggapai posisiku. Dengan dibantu Harry, kakek pun akhirnya bisa duduk disampingku. "Bagaimana kabarmu, Nak?" Kakek Newt meletakkan tangannya di kepalaku.

"Daddy. Daddy mencoba membunuhku, Kakek." lirihku yang membuat Harry dan Hermione terkejut bersamaan.

"Tidak mungkin. Aaron Daddy-mu masih terkurung di Azkaban. Aku sendiri telah menemuinya sehari sebelum aku mendatangimu di Hogwarts." Harry menyela obrolanku dengan Kakek.

"Tentu saja bukan Aaron, Rosie... Mungkin kau salah melihat Rosie, bisajadi itu adalah effect dari ramuan pengalihan pikiran." ucap Kakek Newt padaku.

"Tapi... selain Daddy, aku tidak bisa berpikir siapa yang ingin membunuhku. Dan jika bukan Daddy, apakah itu berarti... si tudung maroon?" tebakku dengan suara yang sedikit tercekat saat mengucapkan dua kata terakhir dari kalimatku tadi.

"Si Tudung Maroon? Siapa-" Hermione bertanya pada dirinya sendiri.

"Lupakan semua itu terlebih dahulu, Rosie. Yang jelas disini kau aman, kau tidak usah khawatirkan yang lainnya." ucap kakek Newt padaku. "Aku dengar dari keluarga Weasley, kalian sempat mengunjungi Hogwarts lagi. Apakah kalian menyempatkan diri untuk berkunjung ke White Tomb?" tanya Newt sembari menoleh ke arah Harry.

WHO LOST (sequel PURE-BLOOD; a secret story in Hogwarts)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang