chpt 31 : fairy effect,

145 15 5
                                    

"I'm sorry, but i don't know why you—"

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"I'm sorry, but i don't know why you—"

"Titania, tolong jelaskan apa maksud dari salam mu itu?" Firenze juga sepertinya tidak mengerti.

"Sepertinya leluhur kami telah membuat perjanjian dengan leluhur anak ini, Firenze. Itulah mengapa anak ini memiliki aura seperti kami. Aura ini bukan hal yang biasa, hanya keturunan kami atau seseorang yang mendapatkan Berkat dari pemimpin kami saja yang memiliki aura ini. Dan jika ada selain Peri memiliki aura ini, itu berarti dia telah di Berkati dan dia mampu memberikan tugas kepada kita juga." jelas Titania menatap Firenze serius. Lalu tatapannya mengarah kepadaku dan terlihat sangat teduh. "Kalau boleh tahu, bagaimana anda bisa berada disini, Penguasa Darkleys?"

"Aku bersekolah di Hogwarts dan juga aku bukan penguasa. Ada Daddy ku yang saat ini berkuasa." Sanggahku.

"Tidak mungkin. Aura yang anda punya ini tidak keliru dan juga alat yang kau bawa itu... Itu adalah bukti anda adalah Penguasa Darkleys." Titania tetap keukeh.

"Eum Titania, bisa kita bicara berdua dulu. Ada sesuatu yang harus kau ketahui." Firenze mencoba memisahkanku dengan Titania.

"Baiklah, ayo ikut aku." ucap Titania setelah beberapa menit berpikir.

"Kau tunggu disini ya, Nak. Jangan kemana-mana." ucap Firenze sambil menepuk pundakku pelan sebelum dia meninggalkanku sendiri dengan kawanan Centaur yang dia bawa dan juga kawanan Peri milik Titania.

Mereka semua tetap terdiam sepeninggal ratu dan pemimpin mereka. Aku yang tidak suka kecanggungan ini mulai melemparkan pertanyaan kepada mereka.

"Apakah ini tempat kalian berkumpul?" tanyaku pada mereka yang tak lain kepada kawanan Peri.

Mereka mengangguk mengiyakan.

"Apakah anda membutuhkan sesuatu? mmm... Lord Darkleys?" salah satu peri yang tadinya paling dekat dengan Titania bertanya berhati-hati padaku.

"Rosie. Kalian bisa memanggilku Rosie." Ucapku pada mereka.

"Mohon maaf, kami tidak bisa akrab dengan tingkatan yang lebih tinggi ketimbang kami." peri tersebut menundukkan kepala diikuti oleh kawanannya yang lain.

"Nona Rosie, kau bisa memanggilnya seperti itu. Rosie tidak suka kita terlalu formal padanya." ingat salah satu Centaur yang ada di belakangku. Aku tidak seberapa ingat siapa namanya tetapi yang jelas dia selalu berada di kawanan Firenze.

"Ya, itu saja. Panggil aku itu saja." ucapku mengiyakan.

"Baiklah, nona Rosie." ucap peri tersebut sedikit kaku.

Aku tersenyum senang. "By the way, bolehkah aku meminta air kalian?" aku melirik ke arah air terjun yang tak jauh dari kami.

"Tentu saja. Nona bisa berendam juga disana. Kami akan melayani anda sepenuh hati." ucap peri tersebut sembari memberikan aba-aba kepada kawanannya.

WHO LOST (sequel PURE-BLOOD; a secret story in Hogwarts)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon