chpt 18 : myrtle...

186 36 1
                                    

👣 hai guys, jangan lupa vote dan komentar di setiap chapter ya. Karena setiap vote dan komentar akan berharga bagiku.👣

✨jangan lupa ucapkan 'Alohomora'✨

Aku terbangun dan betapa terkejutnya aku melihat banyak prajurit dengan seragam mereka berjatuhan penuh dengan darah dimana-mana. Tempat ini, sungguh tidak asing. Sedetik kemudian, aku teringat jika ini adalah tempat dimana biasanya Daddy memerintah anak buahnya. Ini adalah aula kerajaan yang ada di mansion-ku.

Apakah ini pengelihatanku di masa lalu? Tapi siapa yang telah melakukan ini semua?

Aku memutar tubuhku dan memutar mataku untuk menghadap ke singgasana raja. Aku semakin terkejut melihat seseorang yang sangat persis denganku dengan mata berwarna merah menyala tengah duduk di atas singgasana itu sembari memangku wand yang persis dengan milikku juga. Pakaiannya penuh dengan bercak darah dan terlihat jelas ada bekas sayatan tepat di pipiku. Disampingnya diletakkannya pedang milikku dengan penuh darah. Pedang itu masih bersinar meskipun seluruh bagiannya telah berlumuran darah.

Lalu seseorang itu mengubah cara duduknya dengan menopang wajahnya dengan tangan yang masih terdapat bercak darah. Ia melihat ke seluruh penjuru ruangan. Dan matanya terlihat sedang mencari kehidupan diantara mereka semua yang tumbang. Saat ada sekecil pergerakan, ia dengan cepat mengambil tongkatnya dan merapalkan sebuah mantra.

"Avada Kedavra," lirihnya diikuti oleh kilatan cahaya yang menuju ke arah pergerakan itu.

Aku menutup mulutku cepat. Tubuhku bergetar dan aku tidak menyangka mendengar mantra itu keluar dari mulut seseorang yang sangat persis denganku itu, atau mungkin itu memang diriku?

Sebuah senyuman ditampilkannya setelah dia memastikan mereka semua sudah mati.

"Kini tidak akan ada lagi yang menggangguku." Ucap dia dengan santai.

Aku meneguk salivaku berat.

Mataku memberat.

Namun aku melihat seseorang laki-laki keluar dari balik singgasana itu. Laki-laki itu berjalan dan berhenti tepat di depannya. Tangan laki-laki itu membelai wajahnya dan mengatakan, "Terima kasih telah bertahan,"

Settt...

Mulutku ternganga terkejut setelah mendapat pengelihatan itu. Air mataku menetes kendati aku sedang di hadapkan kenyataan yang mana aku mau tidak mau harus percaya jika apa yang aku lihat tadi adalah diriku di masa depan.

Di atas tubuhku, Chelsea menatapku dengan lamat-lamat. Ia kemudian mengambil sesuatu dari meja dan meneteskannya tepat di mulutku. Aku merasakan air itu melewati kerongkonganku. Entah mengapa aku merasa sedikit tenang dan kemudian aku mendengar sebuah suara yang entah darimana seakan membisikkan padaku untuk membangunkan tubuhku.

Aku membangunkan tubuhku perlahan, hal yang sangat aneh kendati seperkian detik yang lalu aku masih dalam keadaan lumpuh total. Bahkan Prof. Minerva harus membantuku untuk merubah posisiku. Aku menggerakkan tanganku. Aku merasakan keringanan di seluruh tubuhku. Saat aku berusaha berdiri, Chelsea seakan-akan siap untuk menopangku, meskipun sedikit goyah, untung saja aku tidak sepenuhnya terjatuh. Chelsea mencium pipiku seakan bersyukur jika aku bisa bergerak lagi.

"Darimana kau dapatkan ramuan ini, Chelsea?" tanyaku padanya.

Chelsea menoleh ke arah tempat dimana Fawkes Paman berada dulu. Aku meneguk salivaku berat.

"Kau bertemu dengannya?" tanyaku lagi padanya.
Chelsea mengangguk sekali lalu menciumku lagi.

Aku memelukknya senang.

WHO LOST (sequel PURE-BLOOD; a secret story in Hogwarts)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon