Chapter 11 : Diarrhea

72.9K 8.1K 298
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Terhitung sudah dua hari sejak insiden yang menimbulkan luka di pelipis Sera. Hari ini, keadaan Sera jauh lebih baik karena sebelumnya wanita itu hanya menangis di dalam kamar.

Beberapa menit melakukan sesuatu di dapur, ia mengibaskan rambut ke belakang, merubah ekspresi seceria mungkin. Keluar dari dapur untuk mencari keberadaan Julia.

"Itu dia." Girang Sera. Ia berjalan mendekati Julia yang sedang duduk di sofa menunggu Zola.

Melihat Sera, Julia berdiri. "Buongiorno, Ma'am." Ia menundukkan kepala.

"Julia, aku baru saja selesai membuat cake. Maukah kau mencicipinya?" Senyum cerah terbit dari bibir Sera.

Julia terdiam sejenak seraya menatap cake yang disodorkan Sera. "Tentu, Ma'am." Ia mengambil satu cake tersebut kemudian di masukkannya ke dalam mulut.

Sera mengamati Julia yang sedang memakan cake pemberiannya dengan lahap. "Bagaimana rasanya?" Tanyanya penasaran.

"Enak, Ma'am." Jawab Julia.

"Ah, cake buatanku berhasil rupanya. Terima kasih sudah mau mencicipinya. Bye, Julia."

Sera membalikkan badan. Ekspresi cerianya luntur. Bibirnya mencebik seraya berkomat-kamit. "Rasakan pembalasanku!"

Sera menghentikan langkah karena hampir menabrak Zola. Mereka tadi usai sarapan bersama, dan Sera meninggalkan meja makan terlebih dahulu.

"Apa itu buatanmu?" Zola mengedikkan dagu ke piring yang Sera pegang.

Sera menjawabnya dengan anggukan. Sebelum Zola mencomot cake itu, Sera menjauhkan piring.

"Kenapa? Aku ingin mencicipinya." Heran Zola karena Sera tidak memperbolehkannya mengambil cake itu.

"Nanti akan kubuatkan lagi. Ini sudah tidak enak." Sebuah alasan yang tentunya kebohongan yang di ucapkan Sera.

Sera melenggang pergi dari sana. Ia harus segera membuang cake ini sebelum menjatuhkan korban. Zola menoleh, mengamati kepergian Sera. "Aneh." Gumamnya.

Zola mengedarkan pandangan mencari keberadaan Julia, karena sebentar lagi ia harus berangkat.

Julia tergopoh-gopoh menghampiri Zola setelah keluar dari kamar mandi. Tangannya mengusap-usap perut, bulir keringat memenuhi dahi. "Signore, apa boleh saya ijin pulang? Saya sedang tidak enak badan."

Zola mengernyit ketika mengamati ekspresi Julia. Ia lantas mengangguk sebagai jawaban. Julia seperti menahan sesuatu, atau mungkin sedang menahan sakit.

"Grazie. Permisi." Julia segera berlari keluar rumah setelah berpamitan.

Sera yang sedari tadi bersembunyi sambil mencuri dengar, menahan tawa dengan membekap mulut. Ia bergidik saat membayangkan betapa tidak nyamannya menahan rasa itu. Mungkin Julia ingin menjaga image di depan Zola. Maka dari itu Julia memilih pulang.

"Apa yang kau lakukan?" Suara Zola terdengar. Menatap Sera yang sekarang sedang berjongkok di belakang bufet. Sera juga sedang berekspresi ceria sekarang.

Suara Zola membuat Sera terjengkang. "Sejak kapan kau disitu!? Mengagetkan saja!" Pekik Sera.

Zola menggeleng samar tidak berniat menjawab pertanyaan Sera. Ia mengulurkan tangan pada Sera untuk membantu wanita ini berdiri.

SerafinaWhere stories live. Discover now