Chapter 32 : Pistachio Gelato

43K 5.6K 131
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Lukas menggeleng-gelengkan kepala, "Kau memintaku kesini hanya untuk melihatmu makan es krim?" Ia menghitung cup, ada 5 cup kosong di meja, dan isinya tentu saja sudah masuk ke dalam perut Sera.

Sera mengibaskan tangan ke depan, berbicara dengan mulut terisi es krim. "Kau boleh memesan es krim apa saja, aku yang bayar."

Lukas mendengus, "Bukan itu maksudku, Sera. Kenapa kau memintaku cepat-cepat kesini jika tidak ada hal yang serius?"

"Kenapa? Apa kau sibuk?"

"Aku sampai meninggalkan meeting untuk segera kemari." Gerutu Lukas.

Lukas pikir, Sera sedang membutuhkan bantuan, ada sesuatu yang serius atau yang lain karena dalam pesan yang dikirim oleh Sera hanya tertulis 'Lukas, cepat kemari. Penting' Setelah Sera mengirimkan lokasi, Sera tidak menjawab pesan atau panggilan darinya. Tentu saja ia segera datang kemari.

Sera mencebikkan bibir, "Aku butuh teman." Ia melirik ke sekitar, "Lihat, tidak ada yang sendirian disini."

Lukas berdecak, "Kenapa harus aku? Kau memiliki banyak teman."

"Temanku hanya Lucia sekarang." Sahut Sera menanggapi. "Dia sedang sibuk." Tambahnya.

"Suamimu kemana?" Tanya Lukas kemudian.

Sejenak, Sera menghentikan sendokan es krim ke mulut, wajahnya berubah murung. Bayi ini tiba-tiba menginginkan es krim, sedikit aneh jika ia berada di cafe ini sendirian. Seharusnya ia meminta Zola untuk menemaninya, tapi ia masih kesal pada pria itu. Mungkin juga Zola sedang sibuk. Entahlah.

"Kerja. Sibuk." Jawab Sera setelah tersadar dari lamunannya. Ia kembali memasukkan es krim ke dalam mulut.

"Aku juga bukan pengangguran."

Sera mengangguk-anggukan kepala, "Jangan cerewet. Kau sendiri yang kesini. Aku tidak memaksamu." Ia memasukkan sendok berisi es krim ke mulut Lukas.

"Itu karena kau membohongiku." Lukas menelan es krim yang barusan disuapkan ke mulutnya.

Sera mengibaskan tangan, "Tidak. Kau kemari karena mengkhawatirkanku kan?" Ia mengedip-ngedipkan mata genit.

"Kenapa masih bertanya?" Lukas menghela napas, mengusap bibir Sera menggunakan tisu, "Seperti anak kecil saja. Pelan-pelan. Tidak ada yang ingin merebut es krimmu."

Sera merebut tisu tersebut, mengelap bibirnya sendiri. Ia melanjutkan kegiatannya kembali, menikmati Pistachio Gelato. Krim, susu, telur, dan gula dengan pasta kacang pistachio begitu memanjakan lidahnya.

"Sera?" Lukas menatap Sera dengan seksama.

"Hmm?" Melirik Lukas sekilas.

"Pipimu lebih mengembang dari biasanya. Badanmu juga lebih berisi." Celetuk Lukas.

"Oh ya? Seperti balon? Atau seperti apa?" Tanyanya cukup antusias. Sera tidak mempermasalahkan perubahan tubuhnya. Ia terlihat menikmati kehamilan pertamanya ini.

SerafinaWhere stories live. Discover now