Chapter 49 : Siate felici

57.1K 5.7K 684
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Memandang istrinya penuh kerinduan. Menautkan tangannya dengan tangan Sera, satu tangan lagi mengusap perut Sera yang membesar.

Wajah Zola mengguratkan kebahagiaan, namun juga terselip kesedihan. Bahagia karena dapat bertemu kembali dengan Sera, sedih karena kenyataan yang terjadi, membuat Sera tidak bisa menguasai diri hingga kehilangan kesadaran.

Dokter yang baru saja memeriksa mengatakan jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun dokter tetap berpesan jika Sera tidak boleh berpikir terlalu berat, harus menjaga suasana hatinya agar tetap baik.

Memusatkan seluruh perhatiannya pada perut Sera, mengusapnya dengan lembut. Didalam sana ada calon anaknya yang berjenis kelamin perempuan. Merasa bersalah karena sedari awal kehamilan Sera, ia tidak menemani Sera melewati masa-masa itu.

Mata Sera sudah terbuka beberapa menit yang lalu. Bergeming namun matanya terpusat pada Zola yang sekarang tidak menatapnya. Pria yang berstatus sebagai suaminya tersebut sedang memelototi perutnya.

Sera mengamati keseluruhan Zola. Sepertinya berat badan Zola berkurang. Wajar, siapa yang bisa makan teratur saat di lingkupi banyak masalah.

Menyentuh lengan atas Zola dengan telunjuknya, menekan-nekannya beberapa kali. Zola menoleh, menyunggingkan senyum tipis saat melihat mata Sera sudah terbuka.

"Apa yang kau rasakan? Mau minum?" Tanya Zola dengan nada yang mengalun lembut.

"Minum." Pinta Sera yang ingin membasahi kerongkongannya.

Zola membantu Sera duduk, kemudian membantu Sera minum air putih. Setelah mengembalikan gelas, Zola duduk didekat Sera. Meletakkan tangannya ke belakang tubuh Sera, merangkul. Sera pun menyandarkan sisi kepalanya ke pundak Zola.

"Aku merindukanmu." Ujar Zola dan Sera bersamaan. Keduanya saling tersenyum.

Hening. Zola dan Sera menikmati pertemuan mereka. Apalagi yang lebih melegakan selain kebersamaan ini. Walau sempat bersitegang karena kesalahpahaman, sempat terpisah oleh jarak karena keadaan, rasa cinta diantara keduanya masih sama.

"Bagaimana kabarmu?" Sekali lagi, keduanya berucap secara bersamaan.

Sera mendongak. Keduanya saling pandang dan melempar senyum. Entah siapa yang memulai, bibir keduanya pun bertemu. Berciuman dengan lembut, seakan menyalurkan kerinduan yang meluap-luap antara keduanya.

Ibu jari Zola mengusap bibir Sera yang basah. Iris matanya terpusat pada bola mata cokelat gelap Sera.

"Aku sangat merindukanmu, Bayi besarku." Zola kembali mendaratkan ciuman ke bibir Sera.
Berbulan-bulan mereka kehilangan momen mesra. Berdekatan bahkan menyentuh Sera seperti sekarang, menimbulkan kedamaian dan kenyamanan.

Meletakkan tangannya ke sisi wajah Zola begitu ciuman mereka usai. "Kau terlihat kurus. Dan aku semakin mengembang." Ujar Sera dengan suara tercekat, menahan tangis. Entah kenapa suasana menjadi melow.

SerafinaWhere stories live. Discover now