Chapter 44 : Zola vs Raul

45.6K 5.7K 665
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Tanpa permisi Sera masuk ke dalam kamar Lukas, membuat Lukas mendelikan mata karena dirinya baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya memakai handuk yang melilit pinggang.

"Kau tidak sopan, Sera." Gerutu Lukas tidak begitu serius, seraya berjalan ke lemari untuk mengambil pakaian.

"Kau terlalu lama, makanya aku kemari. Aku juga tidak tertarik denganmu. Aku sudah bersuami." Sera tertawa kecil. Ia juga tidak mungkin bernapsu melihat Lukas bertelanjang dada.

Tangan Sera terulur mengambil paperbag yang tergeletak di lantai, paperbag yang ia yakini dari Lucia.

Duduk di ranjang Lukas seraya membuka isi paperbag itu. Mata Sera berbinar setelah mengetahui isi paperbag tersebut. Lucia memberikannya banyak buku tentang kehamilan.

"Tidak tertarik katamu? Hanya kau yang berkata demikian." Ujar Lukas setelah selesai berpakaian dan menghampiri Sera.

"Hmm. Karena aku bukan salah satu wanita yang kau kencani." Jawab Sera asal tanpa menatap lawan bicaranya.

"Jika kita berkencan juga tidak masalah, umur kita tidak jauh berbeda." Celetuk Lukas.

Sera hanya menatap Lukas sekilas, "Terdengar aneh jika keponakan dan pamannya berkencan."

"Ya, apalagi kau sudah hamil anak Zola. Aku masih bisa mendapatkan wanita lain. Wanita yang jalannya tidak aneh sepertimu." Ledek Lukas karena jalan Sera seperti itik. Mungkin karena kehamilan Sera yang semakin besar.

Sera menimpuk buku ke wajah Lukas, namun dapat di tangkap oleh Lukas. Bibir Sera berkomat-kamit kesal karena Lukas sering meledeknya seperti itik ketika berjalan.

Lukas terkekeh, mendudukkan diri didekat Sera. Ia meraup wajah Sera, menghadapkan ke arahnya.

"Apa?!" Ucap Sera yang dipaksa menatap wajah Lukas.

"Kau menggemaskan jika sedang kesal." Lukas mengecup pipi Sera.

"Kau selalu meledekku. Dari aku kecil hingga sekarang aku sudah menikah dan hamil, tidak pernah berubah." Berkata seraya mencebikkan bibir.

"Meledek bukan menghina. Apa masalahnya?" Lukas tersenyum, menikmati wajah masam Sera.

Sera tidak menjawab. Sudah menjadi tabiat Lukas selalu memperlakukannya seperti bocah. Ia memundurkan tubuh, duduk dan bersandar pada kepala ranjang, menaikkan kedua kakinya dan memberi kode pada Lukas untuk memijat kakinya.

Lukas mendengus kesal, tidak adanya Amanta disini, tugas Amanta setiap malam pun beralih padanya. Sera mudah lelah, maka dari itu setiap malam selalu meminta dipijat.

Sera tersenyum lebar tanpa menampakkan deretan giginya. Pamannya dari dulu memang tidak berubah, selalu perhatian padanya dan menuruti segala permintaannya.

Tangan Lukas bergerak untuk memijat kaki Sera. Ia tidak mungkin menolak permintaan kecil keponakannya ini.

Menikmati pijatan Lukas seraya membaca salah satu buku yang diberikan Lucia padanya. "Pantas saja aku sering sakit punggung dan sakit kepala akhir-akhir ini." Celetuk Sera setelah membaca buku di tangannya.

SerafinaWhere stories live. Discover now