Chapter 50 : Va bene

46.2K 4.9K 123
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Beberapa bulan kemudian.

"Banyak sekali, Ma?" Sera berkata seraya menatap perlengkapan bayi yang tergeletak tidak jauh darinya.

Tidak hanya pakaian, mertuanya juga membelikan stroller, ayunan bayi elektrik, kursi makan bayi dan masih banyak lagi. Padahal seminggu yang lalu, orang tuanya juga memberikannya banyak perlengkapan. Bayi dalam kandungannya sungguh beruntung, belum lahir saja sudah diperlakukan sedemikian rupa oleh kakek dan neneknya.

"Tidak apa, ini cucu pertama mama. Apa kau tidak melihat keantusiasan mama?" Balas Paulina menanggapi.

Sera hanya menanggapinya dengan senyum.

Paulina sibuk membuka makanan yang ia bawa. "Ayo buka mulutmu." Ia menyodorkan sendok ke depan mulut Sera.

"Tubuhku akan semakin bengkak, Ma." Celetuk Sera. Paulina cukup sering datang kemari membawakan makanan. Jika tidak kemari secara langsung, maka ada orang suruhan yang mengantarkan makanan kemari setiap harinya.

Hubungannya dengan Paulina baik-baik saja. Sera juga tidak membenci Paulina walau di masa lalu Paulina sempat ikut campur dalam urusan rumah tangganya. Ia yakin, Paulina tidak sengaja melakukannya. Tidak ada orangtua yang menginginkan kehancuran rumah tangga anaknya.

"Salmon risotto bagus untuk ibu hamil. Ikan salmon kaya DHA, salah satu bagian dari asam lemak omega-3 yang dapat membantu perkembangan otak dan penglihatan bayi dalam kandunganmu. Mengonsumsi ikan salmon juga bisa menurunkan risiko ibu hamil terkena penyakit jantung." Tutur Paulina panjang lebar.

Sera tidak membalas penuturan Paulina barusan karena ia juga tahu manfaat salmon. Ia terus membuka mulut, menyambut suapan Paulina.

Masalahnya, salmon risotto berbahan dasar beras yang dimasak dengan kaldu sehingga lengket menyerupai krim. Padahal dirinya baru saja minum jus alpukat, tadi dirinya juga sudah makan siang. Perutnya masih penuh. Setelah melahirkan nanti ia harus menyisihkan waktu untuk olahraga. Ia tidak ingin Zola berpaling darinya, walau sebenarnya tidak mungkin.

Ya, tidak mungkin. Lihat saja, sekarang Zola mendatanginya, duduk disampingnya, menciumi pipinya bertubi-tubi dengan gemas. Pria ini sangat tergila-gila padanya. Ia sudah pernah bertanya pada Zola, dan Zola tidak mempermasalahkan segala perubahan di dirinya. Justru Zola berkata dirinya semakin seksi.

"Jangan mengganggu. Sera sedang makan." Ujar Paulina mengomentari tingkah Zola yang menciumi pipi Sera, padahal mulut Sera dipenuhi makanan sekarang.

"Ini romantis, Ma. Bukan mengganggu." Sahut Zola menanggapi perkataan Paulina.

"Makan yang banyak supaya pipimu semakin mengembang." Zola mencium pipi Sera, mengusap-usapkan bibirnya disana. Sera memang jauh lebih menggemaskan dengan pipi berisi seperti sekarang.

"Minggir. Geli, Zola. Kau membuatku susah mengunyah." Gerutu Sera.

Zola menumpukan sisi kepalanya ke pundak Sera, tangannya mengusap-usap perut Sera. Mungkin Bunny sedang tidur karena ia tidak merasakan tendangan dari dalam sana.

SerafinaWhere stories live. Discover now