Chapter 53 : L'ultimo

66.2K 5K 66
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂

> 2400 kata 😘


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Julia menatap kedatangan Lukas. "Kenapa kemari?"

"Apa perlu kujawab?" Tentu Lukas kemari karena ingin menemui Lionello.

Lukas meletakkan kantong berisi buah ke meja yang berada didekat Julia. Ia lantas menghampiri Lionello yang sekarang berada dalam box.

Julia membuka kantong yang baru saja diletakkan Lukas. Ternyata isinya buah, ia mengambil apel. Menggigit dan mengunyah apel, matanya memperhatikan gerak-gerik Lukas.

Pria ini pada awalnya terkesan menyebalkan karena selalu mengaturnya agar dirinya mengikuti semua perintah. Ia sempat berada diposisi terpojokkan yaitu saat menjadi tersangka tempo lalu. Walau terkurung didalam penjara, Lukas tidak lantas mengabaikannya. Bahkan dirinya mendapatkan keistimewaan di dalam sel.

Alasannya tidak bisa membenci pria ini, Lukas memang tidak pernah menyulitkannya. Lukas tidak hanya menanggung kehidupannya begitu ia keluar penjara, tapi Lukas juga membiayai pendidikan kedua adiknya. Ya, karena Julia tidak berpenghasilan sama sekali. Ia tidak berhak menyalahkan semua yang terjadi dalam hidupnya pada Lukas karena ia sendiri juga turut andil.

Pria itu sebenarnya tidak jahat. Tentu sangat mudah membedakan mana pria 'brengsek' dan mana yang baik. Keduanya memiliki persamaan, sama-sama pernah berkubang dalam ambisi— ingin memperjuangkan seseorang yang dikasihi. Walau pada akhirnya perjuangan dengan cara buruk tidak akan abadi. Setidaknya mereka bisa belajar dari kesalahan. Memahami arti 'tidak semua hal bisa kita dapatkan didunia ini'.

"Bisa?" Suara Julia terdengar ketika Lukas ingin menggendong anaknya.

"Aku tidak mungkin menjatuhkannya dengan sengaja." Balas Lukas.

Julia menatap tajam pada Lukas namun pria itu tidak menatapnya. "Sengaja atau tidak sengaja kau tetap tidak boleh menjatuhkannya!" Ia berkata dengan nada penuh penekanan, sedikit ketus.

"Kenapa harus meninggikan suaramu? Apa kau tidak bisa berkata dengan lemah lembut?" Cemooh Lukas karena suara Julia bisa membangunkan Lionello yang sekarang berada dalam gendongannya.

"Aku bukan Sera!" Ketus Julia. Pria ini pernah berkata jika dirinya bukan tipe wanita idaman. Ia masih ingat betul perkataan Lukas yang menyebut jika Lukas menyukai wanita lemah lembut, perhatian, menggemaskan dan lain-lain.

"Kenapa kau membahas Sera?" Sahut Lukas menanggapi.

"Apalagi— karena kau selalu membahas Sera saat bersamaku!" Ucap Julia sedikit tidak ramah. Ia kembali menggigit apel di tangannya.

Lukas menyipitkan mata, "Kenapa kau ini? Tidak mungkin kau cemburu kan? Padahal kau sendiri yang membahas Sera." Ia menurunkan wajah, mencium pipi putranya.

Julia berdecih. "Cemburu katamu? Jangan konyol."

"Nada bicaramu seperti orang cemburu." Lukas melirik Julia saat berucap.

SerafinaWhere stories live. Discover now