Chapter 51 : Incontra Lukas

44.3K 4.9K 104
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Sosok rupawan tersebut memasuki salah satu kamar rawat inap. Begitu Lukas masuk ke dalam, ia melihat Julia sedang duduk di kursi roda— ada seorang perawat yang mendorong kursi roda itu.

"Sudah waktunya?" Suara Lukas terdengar, berkata seraya menatap wajah dan perut Julia bergantian.

Julia hanya menanggapinya dengan anggukan.

Mereka berjalan menuju tempat persalinan. Lukas melirik Julia, entah wanita ini sejenis apa— bulir keringat membasahi wajah namun tidak ada rintihan keluar dari bibir Julia. Hanya terlihat mengatur napas serta tangan yang mengusap perut. Bukankah rasanya sangat sakit jika sudah waktunya melahirkan?

"Seharusnya kau tidak perlu kemari." Ujar Julia sedikit tersendat karena menahan rasa sakit.

"Sudah kewajibanku menemanimu karena itu adalah anakku." Sahut Lukas menanggapi.

Setelah menyelesaikan permasalahan yang disebabkan olehnya, yaitu membeberkan bukti-bukti jika Zola tidak bersalah, serta mengeluarkan Julia dari penjara, Lukas menyibukkan diri dengan melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.

Lukas hanya sesekali mengunjungi Julia. Namun, ia bertanggung jawab atas kebutuhan Julia. Ia pun juga menempatkan pelayan untuk menemani Julia di apartemen.

"Tidak perlu ikut masuk." Suara Julia menghentikan langkah Lukas. Ia melarang Lukas masuk ke ruang persalinan.

Lukas tidak ingin memaksa karena ia menghargai permintaan Julia. Apalagi mereka bukanlah pasangan suami-istri. Mungkin Julia tidak nyaman dengan keberadaannya di dalam sana.

Tangan Lukas terulur menyentuh perut Julia, mengusapnya. Mendoakan agar bayinya lahir dengan selamat.

"Semoga lancar proses persalinannya." Di akhir kalimatnya, tangan Lukas terulur mengusap pipi Julia. Tidak tahu lagi harus memberi semangat bagaimana.

Julia sedikit termenung mendapatkan sikap hangat barusan. Mengusap perutnya sudah hal biasa, namun mengusap pipinya seperti tadi— sama sekali tidak pernah dilakukan oleh Lukas. Menyudahi kebingungannya, Julia memberikan perintah pada perawat untuk membawanya masuk.

Begitu pintu tertutup, Lukas mendudukkan diri dibangku yang tidak jauh dari pintu ruang persalinan. Menyibukkan diri dengan ponsel namun pikirannya jutru terpaku pada Julia yang sedang berjuang di dalam sana. Mengembalikan ponsel saku, kegusaran dan kegelisahan jelas nampak dari wajahnya.

Selama ini, Julia tidak pernah membahas pernikahan lagi setelah penolakannya tempo lalu, justru Julia terlihat menjaga jarak dengannya. Terbukti, ketika ia ingin mengajak Julia keluar sekedar berbelanja kebutuhan bayi, makan malam diluar, Julia selalu menolak ajakannya.

Namun, Julia tidak pernah mengusirnya saat dirinya berkunjung ke apartemen untuk sekedar menyapa calon bayinya. Bagaimanapun, bayi itu adalah darah dagingnya. Lukas tidak begitu saja mengabaikan kenyataan tersebut.

SerafinaWhere stories live. Discover now