Chapter 7 : Debate

79.8K 9K 182
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Kaki jenjang Sera menapaki tangga untuk menuju kamar. Hari menjelang petang, ia ingin segera membersihkan diri— tubuhnya terasa lengket setelah aktivitas seharian ini.

"Ma'am." Sapa salah satu pelayan yang berpapasan dengan Sera.

Sera mengangguk dan tersenyum menjawabnya.

Ia lantas memutar knop pintu kamar, masuk dan menutup pintu kembali. Langkah Sera menuju walk in closet terhenti, netranya menangkap sosok Zola sedang duduk di sofa. Pria itu sedang menatapnya.

"Duduk." Perintah Zola penuh penekanan.

Sera patuh, duduk di hadapan Zola. Ia tidak berani menatap Zola. Pria itu dalam mode serius dengan wajah cukup ketat.

"Kemana seharian ini?" Zola segera mengawali pembicaraan.

"Aku sudah berpamitan pergi ke ru...,"

"Sejak kapan kau menjadi pembohong?" Sela Zola seraya melempar beberapa lembar foto ke meja.

Sera menatap foto-foto itu. Setelahnya ia menaikkan pandangan untuk menatap Zola. "Jika sudah tau kenapa bertanya lagi?" Ia berkata dengan santai. Tidak membentak atau bernada tinggi.

"Kenapa?" Ulang Zola dengan nada penuh ketidakpercayaan. Ia cukup terganggu dengan sikap acuh tak acuh Sera.

"Kau bergenggaman tangan dan berpelukan." Ujar Zola kemudian.

"Apa kau tidak bisa membedakan berpelukan dengan merangkul?" Sera tidak menyetujui jika Zola menyebut ia berpelukan dengan Raul.

"Kau tau— bukan itu yang aku permasalahkan." Balas Zola.

"Bisakah tidak mencampurkan urusan politik dalam hal ini?"

Zola menatap Sera sebelum menjawab, "Apa kata masyarakat jika interaksi non verbalmu dengan pria itu tersebar luas?" Ia enggan menyebut nama pria yang bersikap manis pada Sera.

"Masyarakat tau jika aku dan Raul berteman."

"Lalu masyarakat yang memiliki pikiran pendek? Apa yang akan mereka simpulkan?" Zola menyilangkan kaki, menunggu kata keluar dari bibir Sera.

Sera bersuara setelah berpikir sejenak, "Sudah kubilang, tidak perlu mencampur-adukkan hal ini dengan politik."

"Raul adalah oposisi, dan kau justru bermesraan dengan pihak yang berlawanan dengan suamimu?" Zola menggeleng samar. Tidak habis pikir dengan Sera.

"Aku tidak bermesraan!" Sanggah Sera.

"Sekalipun kau dan Raul berteman, kau telah menikah denganku." Zola menjeda, "Raul berseberangan denganku. Aku yakin, kau tidak sepayah itu mengartikan keadaan."

Sera kembali terdiam. Zola memang sedari dulu tidak menyukai Raul. Dalam pemilihan Walikota sebelumnya, Raul kalah dari dalam pemungutan suara. Posisi Walikota berhasil di menangkan oleh Zola. Menurut desas-desus yang beredar, Raul berniat mencalon diri kembali dalam pemilihan berikutnya.

Dan, tentunya Zola juga juga berkeinginan mencalonkan diri kembali. Diluar hal itu, Sera memang mengenal baik sosok Raul. Setelah pernikahannya dengan Zola, memang Sera tidak pernah berkomunikasi kembali dengan Raul.

SerafinaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin