Chapter 16 : Fail

67.7K 8K 396
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Keluar dari kamar mandi mengenakan bathrobes, serta handuk yang dililitkan pada rambut yang masih basah usai keramas— Sera hampir terjungkal mendapati sosok Zola sedang duduk disofa, menyilangkan satu kaki dan menatap dirinya.

Mengencangkan tali bathrobes, berjalan menghampiri Zola dengan langkah anggun. Sera tahu apa yang ingin dibicarakan pria ini. Ia lantas mengambil tempat duduk didepan Zola.

"Aku tau aku salah, sudah berdekatan dengan Raul." Sera mengawali pembicaraan terlebih dahulu.

"Apa pria itu sekarang pengangguran? Atau kalian sengaja janjian untuk ketemu?" Balas Zola, ia berkata dengan ketenangannya.

Sosok Raul tentu cukup sibuk dengan usaha yang digeluti pria itu, bukankah aneh jika disela kesibukannya mendatangi kamp tanpa memiliki tujuan— sekalipun kamp itu didirikan oleh Raul, hanya mendirikan— tidak menjadi relawan atau pengajar disana.

"Raul sengaja menemuiku. Dia ingin melihat kondisiku." Sera mengatakan kejujuran, sesuai yang dikatakan oleh Raul padanya.

"Boleh aku bertanya?" Ujar Zola kemudian yang dijawab anggukan oleh Sera.

"Selain menganggap teman, ada kedekatan apalagi diantara kalian?" Zola menambahkan perkataan, "Mungkin kau merasa menyesal karena pernah menolak lamaran pria itu?"

Kedua netra mereka saling beradu pandang dengan pemikiran rumit dibenak masing-masing.

"Tidak mungkin kau cemburu kan?" Sahut Sera menanggapi.

"Jawab dulu pertanyaanku, Sera." Balas Zola menatap lekat wajah Sera diposisinya.

"Jika memang iya aku menyesal pernah menolak Raul— tidak berpengaruh apapun juga untukmu, benar kan?" Sera membuang muka, merasa sesak sendiri karena telah mengatakan kebohongan.

Tubuh Zola seakan tersambar petir. Baru sekali ini merasakan cemburu. Tentu ini juga pengalaman pertamanya jatuh hati pada wanita. Jadi Sera benar-benar tidak mencintainya lagi?

Zola menelan saliva— menatap Sera dengan serius. "Kau tidak mencintaiku lagi?"

"Aku lelah, Zola. Bertahun-tahun aku mencintaimu dan mengharapkan balasan cintamu." Sera berkata dengan pelan.

"Miris bukan?" Sera tersenyum penuh luka. "Jadi, kenapa aku tidak memindahkan perasaan ini pada pria lain?" Sera membual agar harga dirinya tetap terjaga.

"Kau melupakan statusmu? Kau sudah menikah denganku tapi berniat mencintai pria lain?" Ujar Zola sedikit menggebu.

"Kita sudah menikah tapi kau belum juga mencintaiku hingga sekarang." Sera membalikkan kenyataan tersebut.

Menjelang dua bulan usia pernikahan, Zola selalu berusaha mencintai Sera. Rasa cinta itu kini sudah hadir di diri Zola, kenapa Sera justru berhenti mencintainya?

Serafinaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें