Chapter 46 : Distrust

45K 5.5K 731
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Berbaring di ranjang dengan setengah kaki menggantung ke bawah. Memutar-mutar ponsel yang ada di tangannya. Menghela napas, Zola sedang gusar karena ibu mertuanya beberapa hari ini tidak mengiriminya foto atau video tentang keseharian Sera.

Zola baru saja berkirim pesan pada Amanta. Ternyata beberapa hari ini Amanta menemani Mario untuk perjalanan bisnis. Amanta memberitahu jika Sera sedang ditemani Lukas. Namun ia tidak mungkin menghubungi Lukas setelah kejadian tidak mengenakan tempo lalu. Hubungannya dengan Lukas belum membaik hingga sekarang.

"Apa yang kau lakukan? Jadi kau pengangguran sekarang?"

Zola menoleh ke sumber suara, mengernyit melihat keberadaan adiknya. "Kapan kau pulang?" Ia tidak menghiraukan pertanyakan Zello sebelumnya.

"Dari semalam aku dirumah." Jawab Zello. Ia mendudukkan diri di dekat keberadaan Zola.

"Kenapa pulang?" Tanya Zola pada adik kandungnya yang berusia 20 tahun tersebut.

"Aku pulang setelah mendengar berita buruk tentangmu. Pantas saja saat aku menelepon mama suara mama terdengar lemah, ternyata mama sedang sakit." Tutur Zello seraya menatap wajah kakaknya.

Wajah yang cukup mirip dengannya. Orang lain pasti tidak akan meragukan jika keduanya adalah saudara kandung. Bedanya, Zola memiliki cambang sedangkan dirinya tidak, tubuh kakaknya pun jauh lebih atletis darinya, dan tentu saja dari kepribadian keduanya berbeda. Zola memiliki pembawaan yang tenang dan berwibawa, karena usia Zola yang lebih matang mungkin juga mempengaruhi.

Zello melirik Zola, kakaknya tidak menggubrisnya justru sibuk menatap ponsel. Ia merebut ponsel yang berada di tangan Zola. Ternyata wajah kakak iparnya yang sedang Zola amati sedari tadi.

"Rindu istri?" Ejek Zello. Paulina sudah menceritakan duduk permasalahan yang terjadi, termasuk permasalahan tentang Julia.

Yang dapat Zello simpulkan tentang permasalahan Julia, mungkin mama dan kakaknya merasa bersalah pada Julia di masa lalu— karena tiba-tiba Zola bertunangan dengan kakak iparnya kemudian meninggalkan Julia, padahal saat itu Zola dan Julia hampir dijodohkan. Ditambah dengan meninggalnya ibu Julia, tentu membuat Paulina makin bersimpati karena Paulina dan Sofia berkawan sejak lama.

"Kenapa tidak menghubunginya?" Tanya Zello kemudian.

"Sera tidak memegang ponsel." Sahut Zola menanggapi.

"Malang sekali nasibmu. Istri sedang hamil, kalian justru tinggal terpisah." Tutur Zello dengan nada yang di dramatisir.

Zola merebut kembali ponselnya seraya mendengus kesal.

"Cepat sekali kau mencintai istrimu, sampai membuatnya hamil pula." Celetuk konyol dari Zello karena ia tahu, Zola adalah orang yang tidak pernah memiliki pengalaman mencintai wanita. Bahkan ia sempat berpikir jika Zola memiliki penyimpangan seksual.

SerafinaWhere stories live. Discover now